1.000 Ekor sapi di Kabupaten Sampang terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Namun hingga kini belum ada satupun hewan ternak sapi yang dilaporkan mati akibat PMK.
Dari 1.000 ekor sapi terjangkit PMK tersebut, tersebar di 14 kecamatan Kabupaten Sampang.
"Kalau sapi yang dilaporkan mati akibat PMK belum ada, tapi kalau yang terjangkit PMK ada sekitar seribu sapi yang tersebar di 14 kecamatan," kata Kabid Perternakan dan Kesehatan Hewan Dispertan-KP Sampang, Hendra Gunawan saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (6/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra mengatakan, meski sudah ada ribuan sapi terjangkit PMK hingga saat ini belum ada bantuan obat dari Dispertan-KP. Sejauh ini pihak dinas masih mengupayakan dengan menggunakan jamu-jamu tradisional. Seperti jamu yang terbuat dari kunyit, temulawak dan temu ireng.
"Bantuan obat dari dinas tidak ada, kami masih mengupayakan di perubahan anggaran. Karena, obat itu sangat dibutuhkan, dan saat ini kami masih kesulitan mencari obat. Kecuali dengan menggunakan jamu-jamu tradisional," imbuhnya.
Menurutnya, obat untuk wabah PMK sangat dibutuhkan. Sehingga diupayakan akan melakukan pengadaan di perubahan anggaran nanti. Namun, perlu diketahui bahwa PMK bukan penyakit yang dapat membunuh hewan. Hanya saja penyebarannya sangat cepat dan tingkat penyakitnya tinggi.
"Yang jelas, ketika ada tanda-tanda penyakit PMK yang menyerang sapi harap cepat panggil petugas agar segera ditangani," pungkasnya.
Sebelumnya, 70 persen sapi yang dilaporkan terkena wabah PMK mengalami gejala ringan. Yakni mengeluarkan busa dan air liur dari mulutnya. Sementara sisanya mengalami gejala sedang, yakni terdapat luka pada mulut.
Sementara meski wabah PMK hampir merata di sejumlah kecamatan di Sampang, pasar hewan masih tetap buka. Para pedagang dari luar Sampang pun masih bebas masuk.
(fat/fat)