Sedih! Petani Lumajang Tak Bisa Nikmati Cuan Imbas Harga Cabai Naik

Sedih! Petani Lumajang Tak Bisa Nikmati Cuan Imbas Harga Cabai Naik

Nurhadi Wicaksono - detikJatim
Sabtu, 04 Jun 2022 13:37 WIB
Petani cabai di Lumajang
Tanaman cabai milik petani di Lumajang rusak karena cuaca buruk (Foto: Nurhadi Wicaksono/detikJatim)
Lumajang -

Hujan deras dengan intensitas tinggi berdampak buruk bagi tanaman cabai milik petani di Lumajang. Akibat cuaca buruk, tanaman cabai yang harusnya siap panen menjadi rusak.

Hal ini dialami petani cabai di Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir, Lumajang. Mereka tak bisa meraup keuntungan di tengah naiknya harga cabai. Karena, tanaman cabainya layu dan membusuk usai diterjang hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak beberapa minggu terakhir.

Para petani hanya bisa pasrah melihat tanaman cabai mereka rusak. Padahal semestinya, mereka bisa mendapat untung banyak saat tanaman cabainya panen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang dirasakan salah satu petani Budi (55), ia mengatakan, dalam sekali panen, satu petak sawah yang ditanami cabai rawit biasanya mendapat 2 kuintal. Namun, kini ia hanya bisa memanen 30 kilogram cabai.

"Cabainya rusak akibat curah hujan tinggi sehingga tidak bisa menikmati hasil dengan kenaikan harga cabai saat ini," ujar Budi kepada detikJatim, Sabtu (4/6/2022).

ADVERTISEMENT

Hal yang sama juga dialami Sarinah (49), ia hanya mendapat 10 kilogram cabai saat panen dari satu petak sawahnya.

"Biasanya kalau panen dapat 2 kuintal sekarang hanya 10 kilogram saja akibat cabai rusak," ungkap Sarinah.

Diketahui, harga cabai rawit di tingkat petani seharga Rp 40.000 per kilogram, sedangkan cabai merah besar mencapai Rp 50.000 per kilogramnya. Untuk menambah keuntungan, petani melakukan sistem tumpangsari dengan menanam kacang tanah di bawah tanaman cabainya.

"Di bawahnya cabe saya tanami kacang tanah untuk menambah hasil panen," pungkas Budi.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads