Modus Warung Kopi Pangku Gresik, Tak Semua Dapat Servis Plus-plus

Modus Warung Kopi Pangku Gresik, Tak Semua Dapat Servis Plus-plus

Jemmy Purwodianto - detikJatim
Sabtu, 04 Jun 2022 13:04 WIB
Waung kopi pangku Gresik
Salah satu warung kopi pangku di Gresik. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Keberadaan warung kopi pangku di Gresik sudah menjadi rahasia umum. Selain warga lokal, pengunjung warkop yang juga sering disebut 'warkop plus-plus' itu juga datang dari luar kota. Salah seorang pelanggan asal Pakal, Surabaya menceritakan bagaimana modus kopi pangku di Gresik.

Pria asal Pakal Surabaya AW mengaku sering mendatangi warung kopi pangku di Kawasan Gresik. Mulai yang ada di Cerme, di Menganti, di kawasan Kedamean, hingga yang ada di Balongpanggang.

"Sudah sering saya mas, di Kedamean, Cerme, Balongpanggang. Paling sering di Balongpanggang," ujar AW kepada detikJatim, Sabtu (7/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat pertama kali mendatangi warung pangku, AW mengaku hanya berkenalan dengan para wanita penjaga warkop. Baru ketika sudah cukup lama menjadi pelanggan dan mulai akrab, para wanita penjaga itu tak sungkan duduk di atas pangkuannya. Bahkan mau dicium hingga dipeluk.

"Kalau awal biasanya ditemani, kenalan, dan ngobrol-ngobrol saja. Makanya saya sering pindah-pindah tempat. Awalnya saya kira hanya sebatas ngobrol saja. Akhirnya saya menemukan yang pas. Kalau sudah sering ke warung penjaganya hafal. Bisa minum kopi sambil memeluk penjaganya. Haha..," katanya.

ADVERTISEMENT

Seorang wanita penjaga warung kopi pangku IN membenarkan itu. IN mengaku hanya bertugas meracik kopi dan mencuci gelas. Menurutnya, sejumlah warung kopi memang menyediakan wanita penjaga yang bisa melayani 'ekstra'. Tapi tidak semua penjaga warkop seperti itu.

Suasana di salah satu warung kopi pangku di GresikSuasana di salah satu warung kopi pangku di Gresik Foto: Jemmy Purwodianto/detikJatim

"Kalau saya sendiri hanya bertugas membuatkan kopi dan menemani tamu. Ya meskipun pemilik warung menuntut untuk memakai pakaian seksi. Tapi saya nggak mau dipangku sama pelanggan," kata IN kepada detikJatim.

Tentang layanan ekstra di warung kopi, IN menyebutkan sebenarnya banyak pekerja freelance mantan ladies companion (LC) dari kota lain yang mencari nafkah di warung yang menyediakan fasilitas karaoke.

Menurut IN, para wanita pekerja lepas bekas LC itu tidak mendapatkan gaji dari pemilik warung. Mereka mengandalkan tips dari pelanggan warung yang ingin ditemani menyanyi.

"Kalau di sini ada dua freelance mas. Biasanya menemani pelanggan menyanyi. Kadang sampai dirangkul-rangkul ngunu (dipeluk-peluk begitu) mas. Lha, dari situ biasa mendapatkan tips. Kalau mau pelayanan lain, mereka lanjut check in di hotel atau penginapan mas," kata IN.

Namun, untuk memberikan layanan plus-plus seperti itu para wanita pekerja lepas itu pilih-pilih pelanggan. Tentu saja bagi pelanggan baru akan sulit mendapatkan pelayanan ekstra. Mereka tak ingin hal buruk menimpanya. Misalnya berurusan dengan petugas kepolisian yang sedang menyamar.

"Kalau kata temen saya di sana, biasanya menolak ajakan pelanggan baru untuk melayani plus-plus atau mangku mas. Selain belum kenal dan takut diapa-apain seperti dianiaya atau dibunuh. Kan, banyak di berita-berita begitu. Teman saya juga takut berurusan dengan petugas yang nyamar jadi pelanggan," kata IN.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads