Antrean subuh paspor yang terjadi di kantor imigrasi Jakarta Selatan tak terjadi di Kantor Imigrasi Surabaya. Antrean itu memang pernah terjadi namun sistem yang sekarang sudah meniadakan antrean itu.
Kepala Seksi Informasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, Febby Wilson Sayuti mengatakan antrean subuh pembuatan paspor tersebut sudah tidak ada lagi lantaran telah menerapkan sistem antrean online langsung kepada pemohon.
"Sehingga, dapat mengatasi praktik percaloan dan kami memiliki pengamanan internal yang terus mengawasi dan berkordinasi dengan security terhadap tindakan percaloan," kata Febby saat ditemui detikJatim, Jumat (3/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain calo, sekarang juga sudah tidak ada lagi antrean panjang. Sebab, sudah ada jadwal, durasi, dan pengaturan antrean secara daring melalui M-Paspor.
"Sudah tidak seperti dulu, apalagi sekarang ada M-Paspor, penumpukan itu tidak terjadi, apalagi di imigrasi Surabaya tidak ada antrean dari subuh. Untuk antrean walk in, biasanya pemohon itu datang jam 07.00 WIB, tidak terjadi antrean dari subuh," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya juga mengantisipasi antrean dengan menerapkan pelayanan paspor yang tidak hanya terpusat di Kantor Imigrasi Surabaya di Jalan Raya Juanda, Sidoarjo saja. Menurutnya, unit layanan paspor akan lebih didekatkan dengan menjangkau masyarakat secara langsung.
Febby mengatakan tidak ada kendala terkait antrean sulit. Meski, aplikasi M-Paspor yang baru dan tingginya permohonan menyebabkan pelayanan agak lambat, tetapi, Febby menegaskan Kantor Imigrasi Surabaya telah mengatasi hal tersebut dengan adanya antrean walk-in. Baik di Kantor Imigrasi mau pun Unit Layanan Paspor.
"Sehingga, tidak terjadi penumpukan layanan dan masyarakat dapat memilih unit layanan paspor mana yang terdekat, sehingga lebih nyaman. Apalagi, sekarang sistem antrean M-Paspor sudah optimal, tapi masih ada beberapa kendala teknis kesisteman dan kendala tersebut dapat diatasi dengan berkordinasi langsung dengan Ditjen Imigrasi," ujar dia.
Terkait dengan pelayanan walk-in, Febby menyatakan telah sesuai dengan arahan dari Ditjen Imigrasi. Artinya, pihaknya tetap membuka antrian walk-in dengan kuota 50 pemohon per hari.
Lalu, untuk peningkatan permohonan paspor, ia mengaku pihaknya selalu mengevaluasi dan melaporkan ke Direktorat Jenderal Imigrasi. Bahkan, juga menggerakkan pelayanan paspor keliling pada saat Sabtu dan Minggu yang diharap bisa menjadi solusi untuk mengatasi peningkatan permohonan paspor.
"Untuk saat ini, hanya di wilayah Kabupaten Sidoarjo, ke depan kami sedang berkoordinasi dengan Pemda terkait di wilayah kerja Kantor Imigrasi Surabaya agar inovasi Paspor Keliling ini bisa ke Mojokerto atau Kota Surabaya," tuturnya.
(iwd/iwd)