Menaikkan Tarif Pernah Dilakukan Oknum Sopir, Paguyuban Tindak Tegas

Menaikkan Tarif Pernah Dilakukan Oknum Sopir, Paguyuban Tindak Tegas

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 01 Jun 2022 18:55 WIB
angkot di malang
Angkot di Malang (Foto: Muhammad Aminudin)
Kota Malang -

Keluhan seorang penumpang tentang tarif angkutan kota (angkot) Arjosari-Mergosono-Gadang (AMG) viral. Penumpang itu mengeluhkan tarif angkot tujuan Terminal Arjosari-Gadang yang mencapai Rp 45 ribu untuk 3 orang.

Penerapan tarif ugal-ugalan dari tarif normal untuk 1 orang Rp 5 ribu menjadi Rp 15 ribu itu dulu dilakukan. Karena itu dipasang stiker nomor aduan di setiap angkot agar penumpang bisa mengadukan para sopir yang nakal.

Namun, sebenarnya apa yang membuat para sopir itu menaikkan tarif angkot itu secara ugal-ugalan hingga dianggap biasa oleh sopir lain dan bahkan oleh Dishub Kota Malang?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pak Brewok (65) seorang sopir Angkot AMG yang sudah menjalani profesi ini sejak 1993 silam mengatakan bahwa ia sudah sangat hapal dengan perilaku oknum sopir yang seringkali sengaja menarik tarif di atas batas normal.

Tarif ugal-ugalan oleh oknum sopir AMG itu dulu menurutnya sudah menjadi rahasia umum. Kasus serupa ternyata seringkali terjadi. Sepinya penumpang di Kota Malang setelah marak taksi online diduga menjadi salah satu pemicunya.

ADVERTISEMENT

"Itu dahulu pernah ada, sekarang sudah ada sikap dari pengurus. Seperti pasang striker tarif dan nomor pengaduan," kata Pak Brewok ketika ditemui detikJatim di Terminal Arjosari.

Karena itulah Pak Brewok mengaku tidak terkejut bila ada masyarakat atau penumpang dulu yang mengeluh ditarik ongkos sampai Rp 45 ribu untuk 3 orang penumpang.

"Itu ulah oknum sopir, biasanya ketika ada penumpang ditanya, 'turun mana?' Terus diminta bayar Rp 10 ribu atau Rp 15 ribu per orang. Sepinya penumpang juga bisa menjadi alasan berbuat itu," keluhnya.

Kepala Seksi Angkutan Dalam Trayek Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Jose Manuel Belo menyatakan hal senada. Menurutnya praktik seperti itu sudah biasa. Bahkan penerapan tarif itu kata dia biasanya sudah dilandasi kesepakatan antara sopir dengan penumpang.

"Biasanya yang sudah langganan tahu. Mungkin yang jarang naik angkot pasti terkejut dimintai ongkos Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per orang," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Paguyuban AMG, M Cholil meminta masyarakat untuk melaporkan jika ditemukan oknum sopir yang menarik tarif diatas ongkos yang sudah disepakati.

Pihaknya tidak segan akan melakukan tindakan tegas, karena dahulu pernah dilakukan dengan memutus sopir sebagai mitra.

"Kalau memang ada silakan melapor kepada pengurus, pasti akan kita tindak. Karena dahulu pernah kita lakukan, kita beri sanksi putus mitra," kata Cholil.

Paguyuban juga meminta masyarakat tidak was-was atau khawatir menumpang angkot, khususnya AMG. Jika mendapatkan masalah bisa menghubungi nomor pengaduan yang terpasang di angkot, atau mendatangi pengurus. Karena pengurus menjamin keselamatan penumpang.

"Kami selama ini berusaha agar tertib. Jangan ada copet, andai ada barang penumpang tertinggal. Kita amankan di pengurus, nanti bila dicari oleh pemiliknya bisa ketemu barangnya lagi. Masyarakat jangan kuatir, kami menjamin 100 persen keamanan dan keselamatan selama di AMG," harap Cholil.


Judul dan sebagian isi berita dimutakhirkan pada Senin (6/6/2022) pukul 18.20 WIB. Paguyuban angkot AMG membantah telah ada praktik menaikkan tarif berdasarkan postingan di media sosial yang dianggap tidak jelas.




(dpe/iwd)


Hide Ads