Muhammadiyah membangun kampus baru di Pacitan. Kompleks utama lembaga pendidikan itu akan berdiri di atas lahan hampir 1,4 hektare.
Uniknya, lokasi bangunan bukan di pusat kota. Kampus yang nantinya cukup megah itu dibangun di lereng Bukit Sedeng. Ketinggiannya sendiri di atas 20 mdpl.
Rupanya aspek mitigasi bencana menjadi salah satu alasan pemilihan tempat tersebut. Seperti diketahui, sebagian besar wilayah selatan Pacitan merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pacitan ini kan memang menjadi satu daerah yang sering rentan dengan bencana," kata Menko PMK Muhadjir Effendy usai peletakan batu pertama pembangunan Institut Studi Islam Muhammadiyah (ISIMU) Pacitan, Sabtu (28/5/2022) petang.
![]() |
Menyadari potensi ancaman bencana yang ada, lanjut Menteri Muhadjir, bangunan akan dirancang sedemikian rupa. Bahkan perencanaannya akan dibuat khusus oleh para ahli di bidangnya.
"Karena itu bangunannya nanti juga mohon menggunakan standar-standar kebencanaan," terangnya.
"Desain dan arsiteknya maupun konstruksinya nanti akan diperkuat dari Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saya kira dalam aspek itu mudah-mudahan nanti betul-betul diperhatikan," imbuh menteri.
Dia pun mengapresiasi semangat para tokoh di Kota 1001 Gua bagi berdirinya kampus modern tersebut. Tentu saja hal itu harus dibarengi kreativitas dan kerja keras semua pihak. Sehingga dalam kurun beberapa tahun akan terwujud.
Keberhasilan pembangunan kampus baru nantinya bukan sekadar membuat bangga organisasi. Lebih dari itu, pemkab dan masyarakat setempat juga ikut memetik manfaat. Tak hanya bagi dunia pendidikan tetapi juga pemicu pertumbuhan ekonomi.
"Harus berani mengambil inisiatif dengan berbagai upaya untuk cita-citanya berhasil. Yang berhasil tidak hanya Institut Studi Islam saja, tetapi juga daerahnya ya," ujar Muhadjir sembari menyebut nama Bupati Indrata Nur Bayuaji.
"Yang penting saya ingin tunggu bagaimana ke depan. Harus percaya diri jangan terlalu berharap dari luar," pesannya.
Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Pacitan Suprayitno Ahmad menambahkan, kampus baru nantinya juga berkonsep wisata dan lingkungan. Lokasi bangunan diapit dua sungai yang mengalir sepanjang musim.
Perpaduan bangunan modern dan lingkungan yang lestari diharapkan menciptakan kenyamanan. Dengan sendirinya mereka yang beraktivitas di kampus akan merasa lebih kerasan.
"Jadi dengan ketinggian seperti ini insyaallah lebih aman dari potensi tsunami. Selain itu kawasan kampus nantinya juga berkonsep wisata," kata Suprayitno seraya menggambarkan lingkungan serupa di Universitas Muhammadiyah Malang.
(sun/sun)