Pemprov Jatim Atasi Wabah PMK Mulai Hulu Hingga Hilir

Pemprov Jatim Atasi Wabah PMK Mulai Hulu Hingga Hilir

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 25 Mei 2022 11:07 WIB
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak
Wagub Jatim Emil Dardak (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Pemprov Jatim membeberkan upaya menekan penyebaran wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) pada hewan ternak. Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak menyebut, ada upaya di hulu hingga hilir.

"Ada sejumlah penanganan yang kita lakukan mulai di hulu hingga hilir. Di hulu ada dua, satu mengobati yang terkena PMK. Kita pastikan, hewan ternak yang terpapar PMK kita kasih antibiotik, analgesik, vitamin untuk mengurangi kesakitan, mengurangi risiko sekunder, dan mempercepat pemulihan," kata Emil kepada detikjatim, Rabu (25/5/2022).

Emil menjelaskan, hewan yang terpapar PMK harus segera mendapat obat agar tidak mati. Menurutnya, tren kesembuhan hewan ternak yang terpapar PMK cukup tinggi dengan memberikan obat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data dari Pemprov Jatim, sekitar 7.000 hewan ternak yang terpapar PMK, sudah ada 1.700 yang dinyatakan sembuh dan bebas PMK. "Kalau hewan kena PMK risiko terbesarnya kalau beberapa hari tidak tertangani bisa mati. Tren kesembuhannya sudah signifikan, menunjukkan pengobatan ini sudah efektif," jelasnya.

Setelah mengobati, upaya di hulu lainnya yakni mengatur lalu lintas ternak untuk mengurangi risiko penyebaran. Emil menyebut, titik-titik yang teridentifikasi terjangkit PMK perlu dibatasi lalu lintasnya agar tidak menyebar.

ADVERTISEMENT

"Kita antisipasi titik-titik yang diidentifikasi populasi terjangkit perlu dibatasi lalu lintasnya dan masih ada kok yang tergolong bebas terjangkit PMK di Jatim. Ada SOP untuk kemudian mengatur lalu lintas sapi selama ini, bagaimana kita membatasi hewan ternak hidup," bebernya.

Sementara penanganan di hilir, Emil menjelaskan akan menerapkan sistem verifikasi hewan bebas penyakit, tidak hanya PMK, tapi juga penyakit hewan lainnya.

"Menjelang Idul Adha ini bagaimana kita menerapkan sistem bahwa hewan yang akan disembelih itu sudah terverifikasi bebas dari penyakit apapun termasuk PMK. Itu syarat sebelum disembelih," ungkapnya.

"Dua langkah hulu, dan satu hilir agar memastikan bahwa masyarakat terlindungi dari daging hewan ternak yang sakit tidak hanya karena PMK, tapi juga antraks dan penyakit lainnya," sambungnya.

Mantan Bupati Trenggalek ini juga membeberkan, setiap hewan yang hendak disembelih harus memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dikeluarkan pihak Keswan (kesehatan hewan).

Lebih lanjut, suami Arumi Bacshin ini menyatakan, sebelum adanya wabah PMK, setiap hewan ternak yang hendak disembelih selalu melewati prosedur kesehatan yang ketat. Ia meminta warga tidak khawatir dengan kesehatan daging sapi yang ada di pasar saat ini.

"Sekarang juga kita harap segera Pusvetma segera memproduksi vaksin yang ada di Surabaya. Secara fisik hewan ternak yang kena PMK bisa terlihat, tapi mau tidak mau hewan harus dideclare sehat oleh Keswan. Sebelum ada kasus PMK sebenarnya juga selalu pengecekan daging dilakukan ketat dan rutin ya, jadi kita memastikan ke warga bahwa daging sapi yang ada di pasaran aman dikonsumsi," tandasnya.




(fat/fat)


Hide Ads