Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SBMPTN gelombang pertama telah selesai. Panitia dari Perguruan tinggi negeri di Surabaya pun melakukan evaluasi. Mereka mencatat sejumlah poin kesalahan peserta UTBK. Agar tidak terulang dalam UTBK gelombang selanjutnya.
Wakil Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Bambang Sektiari Lukiswanto menyebut, pelaksanaan UTBK di Unair gelombang pertama ditemukan 1 kesalahan. Yakni ada foto peserta yang tidak sesuai atau telah diedit dengan objek yang bukan dirinya.
"Kami temukan satu kesalahan yang dilakukan saat tes. Misalnya memasang foto yang bukan dirinya di sistem. Saat masuk, fotonya dia ternyata diedit," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Universitas Negeri Surabaya mencatat 3 kesalahan yang dilakukan peserta. Yakni terlambat dan tidak bisa ikut ujian, salah tanggal ujian, dan memakai sandal serta kaos oblong.
Ketua Satuan Admisi Dr Unesa Sukarmin menjelaskan, bahwa ada peserta yang terlambat hingga 30 menit dan baru datang pukul 07.28 WIB. Padahal, toleransi keterlambatan hanya sampai pukul 07.15 WIB. Itu dihitung mulai 06.45 WIB hingga 07.15 WIb.
Selain itu, ada juga peserta yang datang ujian di tanggal yang salah. Seharusnya mengikuti tes pada sesi ke-9 Sabtu (21/5). Namun, peserta mengikuti tes pada Minggu, (22/5).
"Ini terjadi karena peserta keliru melihat jadwal. Bagi peserta gelombang berikutnya, kami imbau untuk memperhatikan baik-baik jadwalnya," jelasnya.
Panita UTBK Unesa juga mendapati peserta yang mengenakan sandal dan kaos oblong. Rupanya, peserta lupa jika aturan mengikuti UTBK harus mengenakan sepatu.
"Kalau mengikuti tes itu perhatikan baik-baik syarat dan ketentuannya. Apalagi ini tes nasional yang diadakan pusat, gak bisa sembarangan datang enggak pakai sepatu dan kaosan," pungkasnya.
(hse/iwd)