Wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) hewan ternak di Lamongan masih terus meningkat. Mirisnya, para spekulan atau blantik sapi memanfaatkan kondisi ini untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Para blantik sapi ini mempengaruhi peternak agar mau menjual sapi-sapi mereka yang terjangkit PMK dengan harga yang sangat murah. Mereka juga menakut-nakuti peternak dengan dalih sapi yang terjangkit PMK itu sulit untuk disembuhkan.
"Iya, ada sejumlah sapi yang terjangkit PMK tapi malah justru dijual oleh peternak. Kemungkinan karena para peternak ini ditakut-takuti oleh para spekulan pedagang sapi atau blantik," kata Medic Vertiner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, Rahendra kepada wartawan, Minggu (22/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rajendra menjelaskan, para peternak yang menjual sapi yang terjangkit PMK ke blantik ini akan sangat beresiko. Serta sangat berpotensi menularkan PMK ke wilayah lain. Padahal, sapi-sapi yang terjangkit PMK ini sebenarnya mudah disembuhkan.
"Kita sudah tunjukkan kalau di beberapa tempat di Lamongan sudah ada yang sembuh selama kurun waktu 5 sampai 14 hari, tapi peternak kurang sabar dan ada yang ditakut-takuti oleh pedagang sapi sehingga mereka menjual sapi yang sudah ada tanda-tanda untuk sembuh," ujarnya.
Melihat kejadian ini, pihaknya akan melakukan pencegahan secara maksimal. Yakni monitoring dan pemetaan terkait lalu lintas penjualan hewan ternak dengan pihak kepolisian. Tujuannya agar penularan PMK tak meluas.
"Kami kerjasama dan terus berkordinasi dengan Polsek dan Polres untuk menyekat ternak yang di kandang (karantina) dan penyekatan lalu lintas ternak," tandasnya.
Rahendra menegaskan, wabah PMK hanya menulari hewan ternak. Seperti sapi, kambing, domba dan semua yang berkuku belah. PMK tidak menular ke manusia.
"Kami sarankan agar sapi tak dipotong paksa. Sebaiknya pemotongan sapi dilakukan di RPH karena akan diperiksa oleh dokter hewan, sehingga daging yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi," imbuhnya.
Sementara, Polres Lamongan menerjunkan 303 bhabinkamtibmas untuk melaksanakan pemetaan dan tracing ternak yang terindikasi tertular PMK. Serta melakukan karantina pada hewan ternak yang terindikasi PMK.
"Saat ini tingkat kesembuhan Alhamdulillah cukup tinggi. Satgas PMK Lamongan juga melakukan sosialisasi dan edukasi pada peternak dan masyarakat umum," kata Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana.
(hse/fat)