Ini Alasan Manajemen PO Ardiansyah Belum Datangi Korban Kecelakaan Maut

Ini Alasan Manajemen PO Ardiansyah Belum Datangi Korban Kecelakaan Maut

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Sabtu, 21 Mei 2022 17:19 WIB
Bangunan rumah berfungsi Kantor PO Ardiansyah di Menganti, Gresik
Bangunan rumah berfungsi Kantor PO Ardiansyah di Menganti, Gresik. (Foto: Jemmi P/detikJatim)
Gresik -

Hingga hari ini ada sebanyak 16 korban meninggal akibat kecelakaan Bus Ardiansyah di Mojokerto. Semua korban meninggal telah dimakamkan. Keluarga korban meninggal mengaku tak satu pun petakziah yang datang menyatakan dirinya perwakilan dari PO Ardiansyah.

Salah satu yang menyatakan itu adalah Romadon, kakak kandung Nazwa Dwi Yuniarti sekaligus putra dari Maftukah dua korban meninggal warga Benowo Krajan II. Maftukah Ibu Romadon meninggal pada saat kejadian, sedangkan Nazwa adiknya meninggal pada Kamis (19/5/2022).

Romadon mengaku, di tengah kesedihan itu, ia menyayangkan sama sekali tidak ada tanggung jawab dari PO Bus Ardiansyah. Ia menyatakan, tak ada satu pun perwakilan PO Ardiansyah yang datang ke rumah duka. Bahkan, menurut Romadon, perusahaan bus itu juga tidak datang ke rumah korban lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari ini, detikJatim mendatangi kantor PO Ardiansyah di Desa Beton RW 6, Gading Watu, Kecamatan Menganti, Gresik. Garasi bus itu tampak sepi. Tak satu pun bus yang parkir di dalamnya. Hanya terlihat sejumla sepeda motor yang diparkir di dekat tumpukan kursi bus yang tertutup terpal.

Salah seorang pria yang mengaku bagian dari manajemen PO Ardiansyah akhirnya bersedia menemui detikJatim dan memberikan penjelasan, namun enggan namanya disebutkan. Dia sampaikan alasan, kenapa pihak PO tidak datang ke rumah duka korban.

ADVERTISEMENT

Pria itu mengatakan, pasca-kecelakaan maut yang terjadi Senin (16/5/2022) lalu pihak manajemen masih cukup sibuk. Manajemen masih mengurus berkas-berkas di rumah sakit dan Jasa Raharja. Belum lagi, pihak manajemen juga harus mondar-mandir datang memenuhi panggilan polisi untuk menjalani pemeriksaan.

"Iya, Mas, memang enggak ada orang di sana (garasi). Karena kami harus mengurus berkas-berkas di Jasa Raharja. Belum lagi harus datang ke kantor polisi," katanya, Sabtu (21/5/2022).

Pria itu enggan menjelaskan lebih detail mengenai bagaimana tanggung jawab PO Ardiansyah terhadap para korban. Ia justru lebih banyak menjelaskan tentang pemilik PO yang sedang bersedih karena baru saja kehilangan salah satu anggota keluarganya, tapi bukan di dalam kecelakaan bus di Mojokerto.

Mengenai tak adanya bus yang terparkir di garasi, pria itu juga mengatakan bahwa 5 bus yang ada sedang dibawa para sopir untuk diparkir di rumah masing-masing. Sebab, hari ini, jalan menuju kantor PO Ardiansyah sedang ada kegiatan warga.

Manajemen PO Ardiansyah juga mengakui, pascakecelakaan banyak masyarakat yang membatalkan orderan.

"Ya memang busnya dibawa sopirnya karena tidak bisa lewat. Kan tadi ada kegiatan warga. Setelah kecelakaan itu, banyak yang membatalkan orderan mas, banyak yang trauma," imbuhnya.

Sebelumya, Romadon, kakak kandung Nazwa Dwi Yuniarti sekaligus putra Maftukah dua korban kecelakaan maut Bus Ardiansyah di Tol Mojokerto berharap agar proses hukum atas kecelakaan itu bisa ditegakkan. Ia berharap penyelidikan dan investigasi kecelakaan bus berjalan baik dan lancar. Dia mengaku belum ada perwakilan PO Ardiansyah yang mendatangi rumahnya.

"Ya ini juga musibah, tidak mengubah apa pun. Saya harap (penyelidikan dan proses penegakan hukum) berjalan baik saja prosesnya," katanya sembari membawa foto kenangan sang ibu dan adiknya saat liburan di Yogyakarta pada 2021 lalu, ketika ditemui detikJatim di rumahnya, beberapa waktu lalu.

Bus Ardiansyah bernopol S 7322 UW yang dikemudikan kernet bus, Ade Firmansyah (29) warga Sememi, Kelurahan Benowo, Pakal, Surabaya sebelum kecelakaan maut terjadi pada Senin pagi lalu melaju dari barat ke timur atau dari arah Caruban, Madiun ke Surabaya.

Sampai di KM 712.400A Tol Sumo pukul 06.15 WIB, bus yang sedang mengantarkan rombongan warga Benowo pulang dari berwisata ke Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah itu mendadak oleng ke kiri. Berdasarkan hasil penyelidikan dari pihak kepolisian saat itu Ade tertidur lelap.

Akibatnya, bus berpenumpang 32 orang itu menabrak besi pembatas jalan tol lalu menabrak fondasi tiang VMS. Kerasnya benturan itu membuat bagian depan sisi kiri bus itu hancur. Bus itu terguling ke kanan di lajur kiri jalan tol. Sedangkan karena saking kerasnya tumbukan, tiang VMS itu ambruk beserta fondasinya.

Kecelakaan tunggal itu mengakibatkan sebanyak 16 penumpang tewas hingga hari ini. Tidak hanya itu, ada 16 penumpang lain yang terluka akibat kecelakaan tersebut. Ade kernet yang nekat menyopiri bus itu sempat terluka ringan.

Sementara, sopir utama Bus Ardiansyah Ahmad Ari Ardiyanto (31), warga Desa Boteng, Menganti, Gresik selamat karena tidur di bagasi bus saat kecelakaan maut tersebut terjadi.




(dpe/dte)


Hide Ads