Pasca-kecelakaan bus di Tol Mojokerto pada Senin (16/5/2022) lalu, manajemen Perusahaan Otobus (PO) Ardiansyah mengakui banyak masyarakat yang membatalkan pesanan. Kecelakaan maut Bus Ardiansyah yang menewaskan 16 penumpang di Tol Mojokerto membuat para pemesan ketakutan.
Tim detikJatim mendatangi kantor PO Ardiansyah di Desa Beton, RW 6, Gading Watu, Kecamatan Menganti, Gresik. Salah seorang yang mengaku sebagai jajaran manajemen PO Ardiansyah bersedia memberikan penjelasan kepada detikJatim namun enggan namanya disebutkan.
Pria itu mengakui, pasca kecelakaan tersebut cukup banyak pelanggan PO yang membatalkan orderan. "Ya, setelah kecelakaan itu banyak yang membatalkan orderan mas. Banyak yang trauma," kata pria tersebut di kantor sekaligus garasi PO Ardiansyah, Sabtu (21/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan di lokasi, kantor sekaligus garasi PO Ardiansyah itu tampak sepi. Tidak ada satu pun bus yang diparkir di garasi, padahal manajemen mengakui banyak pemesan yang membatalkan order. Juga tak terlihat satu pun pegawai di garasi itu sehingga tidak ada aktivitas berarti. Garasi itu kosong melompong.
Hanya ada sejumlah sepeda motor yang terparkir. Selain itu sejumlah kursi bus terlihat tersusun rapi ditutupi dengan terpal warna biru. Pria yang mengaku bagian dari manajemen itu pun mengatakan, pasca-kecelakaan maut yang terjadi pada Senin (16/5/2022) manajemen masih cukup sibu.
Pria itu mengeklaim, manajemen PO Ardiansyah masih mengurus sejumlah berkas penanganan korban di rumah sakit dan juga berkas-berkas yang dibutuhkan Jasa Raharja. Belum lagi, pihak manajemen juga harus mondar-mandir datang memenuhi panggilan polisi untuk menjalani pemeriksaan.
![]() |
"Iya mas memang nggak ada orang di sana (garasi), karena kami harus mengurus berkas-berkas di Jasa Raharja. Belum lagi harus datang ke kantor polisi," kata pria itu.
Mengenai tak adanya bus yang terparkir di garasi, ia mengatakan jika bus sedang dibawa sopirnya untuk diparkir ke rumah masing-masing karena jalan menuju kantor PO Ardiansyah pada hari ini ditutup karena ada kegiatan warga. Sebenarnya, kata pria itu, PO Ardiansyah memiliki 5 bus untuk operasional sehari-hari.
"Ya memang busnya dibawa sopirnya. Karena tidak bisa lewat. Kan tadi ada kegiatan warga," katanya.
Sebelumnya, bus Ardiansyah bernopol S 7322 UW yang dikemudikan kernet bus, Ade Firmansyah (29) warga Sememi, Kelurahan Benowo, Pakal, Surabaya melaju dari barat ke timur atau dari arah Caruban, Madiun ke Surabaya.
Sampai di KM 712.400A Tol Sumo pada Senin (16/5) sekitar pukul 06.15 WIB, bus itu mendadak oleng ke kiri. Berdasarkan hasil penyelidikan dari pihak kepolisian dan juga karena Ade tertidur lelap.
Akibatnya, bus berpenumpang 32 orang itu menabrak besi pembatas jalan tol lalu menabrak fondasi tiang VMS. Kerasnya benturan membuat bagian depan sisi kiri bus itu hancur. Bus itu terguling ke kanan di lajur kiri jalan tol. Sedangkan karena saking kerasnya tumbukan, tiang VMS itu ambruk beserta fondasinya.
Kecelakaan tunggal saat itu mengakibatkan sebanyak 16 penumpang tewas hingga hari ini. Tidak hanya itu, ada 16 penumpang dan Ade sendiri yang terluka akibat kecelakaan tersebut. Sementara sopir utama bus Ahmad Ari Ardiyanto (31), warga Desa Boteng, Menganti Gresik, selamat karena tidur di bagasi bus saat kecelakaan.
(dpe/dte)