Layanan perekaman e-KTP Dispendukcapil Surabaya kembali menyasar warga di sekolah dan kampung. Sebab layanan e-KTP melalui aplikasi Klampid masih belum tuntas menjangkau warga.
Beberapa warga yang tidak bisa menjangkau aplikasi Klampid terutama mereka yang tidak memiliki ponsel, apa lagi sambungan internet.
"Bagi yang belum tersentuh itulah yang kami sasar, karena kami sadar semua masyarakat harus dapat pelayanan yang sama, baik yang paham atau tidak paham, baik tua maupun muda. Akhirnya, kami jemput bola ke mereka-mereka ini," kata Kepala Dispendukcapil Surabaya Agus Imam Sonhaji, Jumat (20/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, aksi jemput bola ke sekolah dan kampung ini bisa lebih efektif. Di sekolah misalnya, siswa usia 18 tahun masih cenderung enggan dan santai melakukan perekaman e-KTP.
"Oleh karena itu, kita datangi mereka ke sekolah-sekolah. Akhirnya, mereka pun bersemangat untuk melakukan perekaman e-KTP," katanya.
Sedangkan di kampung, Dispendukcapil terutama menyasar lansia, orang sakit, dan warga yang tidak bisa memanfaatkan aplikasi Klampid. Dispendukcapil bekerja sama dengan kelurahan untuk mengumpulkan warga.
"Pak Lurah mengumpulkan beberapa warganya di balai RW. Ada yang hanya 10 orang, ada yang 15 itu dikumpulkan. Lalu kami datangi kampung-kampung itu dengan armada Jebol Anduk itu," jelasnya.
Agus mengatakan, layanan jemput bola ini sebenarnya sudah pernah dilakukan. Hanya saja dulu belum masif. Setelah mendapat CSR dari Bank Jatim dengan bantuan 4 armada dan 4 alat perekaman, Dispendukcapil ingin memasifkan layanan.
"Tidak hanya perkampungan, tapi juga rusun-rusun. Itu kampung juga. Melalui berbagai program jemput bola ini, saya berharap layanan Adminduk di Kota Surabaya bisa menyasar semua warga. Itulah tujuan dan harapan kita bersama," pungkasnya.
(dpe/iwd)