Petugas PMK Surabaya kerap menjadi terdepan saat ada kebakaran. Tak hanya kebakaran, mereka juga kerap membantu kesulitan warga untuk menyelamatkan kucing, melepas cincin yang kekecilan, kunci kecemplung selokan, hingga menangkap ular.
Beberapa waktu lalu, command center 112 dihubungi warga yang ketakutan keberadaan ular di salah satu kamar rumah. Peristiwa itu terjadi suatu siang di Bulan Ramadan 2022.
Seorang Asisten rumah tangga (ART) di Jalan Patmosusastro menghubungi command center 112 Surabaya, menginformasikan bahwa ada ular di dalam salah satu kamar rumah majikan. Ular itu 2 hari berada di bawah kolong tempat tidur hingga ART tersebut takut masuk kamar itu lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seketika itu Petugas PMK dari pos TVRI bergegas ke lokasi. Petugas segera menuju ke kamar yang dimaksud oleh ART. Benar saja, memang ada ular di bawah tempat tidur. Anehnya, ketika hendak dievakuasi, ular itu sama sekali tidak bergerak.
"Itu siang-siang, pemilik rumahnya sedang ke luar kota. PRT (ART) itu mau membersihkan kamar, pas melihat ke bawah kasur, kok, ada ular. Akhirnya sampai dua hari dia enggak berani masuk. Dia bilang ke tetangganya. Sama tetangganya disuruh telepon 112. Petugas berangkat ke sana. Lokasinya di jalan besar. Rumahnya besar. Di Patmosusastro," kata Kepala Dinas PMK Surabaya Dedik Irianto kepada detikJatim, Rabu (18/5/2022).
![]() |
Keadaan sempat menjadi tegang. Ada salah satu petugas yang kemudian nekat menyergap ular tersebut. Bukannya tegang setelah ular tersebut tertangkap, seisi ruangan tempat ular berada justru tertawa terbahak-bahak. Rupanya itu adalah sticky toys snake atau ular mainan.
"Begitu mau diambil kok enggak gerak. Jadi (itu ternyata) toys. Ketawa semua akhirnya. Memang terbuat dari kayu dan hampir mirip. PRT-nya keisinan, malu, ternyata cuma mainan. Mungkin mainan anak majikannya. Jadi ini bukan prank loh, karena memang tidak tahu. Pembantunya pun tidak tahu kalau itu mainan," ujar Dedik.
Dedik membenarkan peristiwa lucu tersebut. Meski begitu, Dedik menilai peristiwa itu secara positif. Masyarakat ternyata peduli dengan 112. Masyarakat tahu, jika terjadi apa-apa menghubungi 112.
"Tetap kita ambil positifnya," ujarnya.
Apalagi, Dedik memastikan, saat ini saluran 112 sudah tidak pernah ada "prank" atau laporan palsu. Dia mengakui, dulu banyak laporan palsu hingga pelapor tertangkap dan ditindak secara hukum.
(dpe/fat)