Puluhan warga Dusun Garu, Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben keracunan setelah memakan nasi kotak acara tahlil dan yasin. Polisi mengecek Puskesmas dan TKP.
Kapolsek Kesamben AKP Achmad mengaku baru menerima laporan keracunan massal itu pada Jumat (13/5) sekitar pukul 20.30 WIB. Pihaknya pun menggali keterangan dari para saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
"Kemarin malam begitu kami dapat informasi, kami cek ke Puskesmas dan TKP. Kami amankan dua butir telur yang belum dimasak dan muntahan pasien," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampel muntahan korban rencananya akan diteliti di laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Menurut Achmad, saat ini terdapat 12 korban yang masih menjalani rawat inap di Puskesmas dan rumah sakit.
"Per jam 2 dini hari tadi ada 9 korban di Puskesmas Kesamben, 3 di RSI Sakinah, Mojokerto. Kondisi korban rata-rata mengalami mual, muntah dan diare," tambahnya.
Kepala Dusun Garu, Ahmad Mustain mengatakan acara tahlil dan yasin digelar di rumah Eka Puji Astutik alias Tutik (47), warga RT 14 RW 3 Dusun Garu pada Rabu (11/5) setelah salat magrib. Kegiatan rutin warga Dusun Garu itu diikuti sekitar 70 emak-emak.
Saat itu, tuan rumah membagikan nasi kotak berisi nasi, mi bihun, tahu goreng dan telur bali kepada para peserta tahlil dan yasin. Menurut Mustain, ada yang berbeda pada bumbu bali di nasi kotak tersebut.
"Bumbu bali katanya orang-orang bukan merah warnanya, agak kuning begitu," kata Mustain kepada wartawan.
Keesokan harinya, Kamis (12/5), warga Dusun Garu yang menyantap nasi kotak dari rumah Eka mulai mengalami gejala keracunan. Mereka menderita mual, muntah dan diare. Beberapa korban juga mengalami demam.
"Awalnya orang-orang berobat sendiri-sendiri karena dikira penyakit biasa. Setelah saling cerita dan tanya-tanya, akhirnya kok sama dari makan nasi kotak itu," jelas Mustain.
(sun/sun)