Sebanyak 3.481 hewan ternak di Jawa Timur terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Sejumlah pihak turun langsung melakukan upaya penanganan agar penyakit ini tak meluas.
Kasatgas Pangan Jawa Timur Kombes Farman mengatakan pihaknya telah turun langsung melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan sejumlah pihak. Upaya ini untuk pencegahan hingga penanggulangan.
"Terkait masalah wabah virus PMK hewan ternak terutama sapi, Satgas Pangan Daerah Jatim melakukan upaya kolaborasi dan koordinasi dengan Dinas Peternakan, Dinas Perindag, Bea Cukai dan Balai karantina mengenai pendataan, pencegahan serta penanggulangan wabah tersebut," papar Farman kepada detikJatim, Kamis (12/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Jatim ini menambahkan, sapi yang banyak terjangkit adalah sapi yang diperdagangkan di pasar hewan. Sedangkan untuk sapi peliharaan yang ada di kandang dan tidak ada kontak dengan sapi yang pernah ada di pasar hewan masih relatif aman.
"Lalu, di kabupaten atau kota yang ditemukan adanya penyakit PMK untuk sementara harus diisolasi, tidak boleh ada pengeluaran maupun pemasukan hewan untuk mencegah penyebaran virus ke daerah lain," tegas Farman.
Di kesempatan ini, Farman meminta masyarakat tidak panik. Karena, virus ini tidak menular ke manusia. Sedangkan daging hewan yang terkena PMK aman dikonsumsi dengan cara masak yang benar.
"Virus PMK akan mati pada suhu di atas 70 derajat selama 30 menit," tambahnya.
Farman menyebut polisi juga turun hingga tingkat desa/kecamatan. Hal ini melalui babinkamtibmas melakukan sosialisasi dan edukasi kepada peternak jika penyakit PMK dapat disembuhkan sehingga tidak perlu menjual atau memotong ternak yang sedang sakit.
"Selain itu kami juga melakukan monitoring dan pengecekan stok serta harga daging sapi di pasar. Kami juga telah membuat dan mengirimkan TR dari Kapolda Jatim terhadap seluruh polres jajaran Polda Jatim untuk antisipasi dan koordinasi penyebaran virus PMK," papar Farman.
Lalu, melalui sosial media, Farman juga telah memberikan sosialisasi dan edukasi melalui poster hingga meme kepada masyarakat.
Sementara itu, data hingga Rabu (11/5/2022), jumlah populasi sapi di Jatim mencapai 1.387.238 ekor sapi. Lalu, sebanyak 3.481 sapi terkena PMK, dari jumlah tersebut 54 sapi mati. Sehingga di Jatim ada total 1.383.619 ekor sapi yang sehat.
(hil/dte)