Begini Langkah Pemprov Jatim Hadapi Gelombang Urbanisasi Usai Lebaran

Begini Langkah Pemprov Jatim Hadapi Gelombang Urbanisasi Usai Lebaran

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 11 Mei 2022 17:33 WIB
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Gelombang urbanisasi berpotensi muncul di wilayah perkotaan setelah Lebaran. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut, hal itu memang wajar. Namun, Emil berharap warga desa yang hendak mencari pekerjaan ke kota bisa mempertimbangkan ketersediaan lapangan pekerjaan.

"Menyikapi potensi urbanisasi yang muncul pascamudik, perlu mempertimbangkan realita ketersediaan lapangan kerja di masa pandemi," kata Emil kepada detikJatim, Rabu (11/5/2022).

Emil membeberkan berdasarkan rilis BPS yang terbaru, data pada Februari tahun 2022 dibanding dengan Februari 2021 menunjukkan adanya tambahan serapan tenaga kerja di sektor pertanian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tambahan serapan tenaga kerja terbesar justru terjadi di sektor pertanian dengan tambahan 755 ribu lebih orang, sedangkan di sektor perdagangan hanya bertambah 77 ribu lebih orang dan di sektor pengolahan malah berkurang 37 ribu lebih orang," jelas Emil.

Peluang kerja di desa sebetulnya cukup terbuka

Mantan Bupati Trenggalek ini menyebut, dari angka tersebut bisa digambarkan bahwa jumlah pengangguran di kota-kota besar sebenarnya cukup tinggi. Sebaliknya, peluang kerja di desa sebenarnya cukup terbuka. Oleh sebab itu, dia berharap data tersebut bisa dijadikan pertimbangan matang bagi mereka yang ingin merantau ke kota.

ADVERTISEMENT

"Kita tidak dapat memungkiri memang betul, selama ini angka pengangguran wilayah perkotaan cenderung lebih tinggi dari pedesaan. Tapi ironisnya angka kemiskinan pedesaan lebih tinggi dari angka penganggurannya, sehingga dapat diasumsikan bahwa cukup banyak warga desa yang tidak menganggur namun pendapatannya rendah sehingga tergolong miskin," bebernya.

"Sebaliknya, ada kesan bahwa meskipun menganggur, kesempatan bekerja serabutan di kota lebih menjanjikan dibandingkan tetap berada di desa," sambungnya.

Lebih lanjut, Emil membeberkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) perkotaan dari Februari 2021 ke 2022 turun 0,32% dari 7,01% menjadi 6,69%. Sedangkan TPT perdesaan turun 0,42% dari 3,13% menjadi 2,71%.

"Di mana secara proporsional penurunan pengangguran di pedesaan secara signifikan lebih besar dibanding perkotaan. Perlu dicatat juga bahwa definisi perkotaan dalam hal ini tidak dibatasi hanya kepada Surabaya dan Malang, tetapi juga wilayah-wilayah lain di Jatim, termasuk tujuh wilayah administratif perkotaan lainnya serta bagian kelurahan atau kecamatan dari wilayah kabupaten yang memiliki karakteristik perkotaan," jelas Emil.

Pemprov Jatim dorong peluang kerja melalui MJC

Emil menambahkan, ada sejumlah upaya Pemprov Jatim untuk mendorong ketersediaan lapangan kerja bagi generasi muda secara lebih merata. Salah satunya melalui program Millennial Job Center (MJC) yang saat ini tersebar di beberapa wilayah seperti di Surabaya atau Malang, Madura melalui Bakorwil Pamekasan, Tapal Kuda melalui Bakorwil Jember, Mataraman melalui Bakorwil Madiun serta Pantura melalui Bakorwil Bojonegoro.

"Sejauh ini sudah sekitar empat ribu pelaku usaha memperoleh dukungan transformasi digital melalui MJC yang melibatkan ribuan talenta muda yang mumpuni di bidang digital dan ekonomi kreatif, termasuk penyediaan jasa desain grafis, fotografi produk, desain kemasan, manajemen pemasaran digital, dan berbagai layanan transformasi digital lainnya," tandasnya.




(hil/dte)


Hide Ads