RSSA Sebut Baru Pertama Kali Operasi Pasien Berbobot 275 Kg

RSSA Sebut Baru Pertama Kali Operasi Pasien Berbobot 275 Kg

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 11 Mei 2022 13:28 WIB
Pria berbobot 275 kg mengalami patah tulang karena anjlok bersama lift di rumahnya.
Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim
Malang -

Dwi Ariesta Wardhana (38), pria berbobot 275 kg anjlok bersama lift di rumahnya. Korban kini sudah dirawat di RS dr Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

Penanganan pasien Ini merupakan yang pertama ditangani dengan bobot badan mencapai 275 kg. Ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Ortopedi RSSA dr Agung Rianto Budi.

"Iya ini baru pertama pasien dengan berat badan 275 kg," ujar dr Agung, Rabu (11/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agung, tim dokter sempat mengalami kendala dengan berat badan saat akan mengoperasi pasien. Karena meja operasi hanya berukuran 70 cm.

Karena hal ini, lanjut Agung, operasi tidak bisa memuat dan menyanggah tubuh pasien. Sementara pasien memiliki berat badan berlebih dari orang normal.

ADVERTISEMENT

Meski demikian, tindakan operasi di hari pertama relatif berjalan lancar. Operasi tersebut memakan waktu 2,5 jam.

Agung menambahkan, tindakan operasi pertama ini yakni pada bagian lutut. Sebab usai anjlok bersama lift, pasien diketahui mengalami patah tulang kaki.

Untuk operasi berikutnya, tim medis juga menunggu hasil laboratorium dan pemeriksaan oleh spesialis penyakit dalam serta gizi.

"Operasi pertama di hari H, untuk bagian lutut kiri selama 2,5 jam sekaligus pembiusan. Untuk ke depan, keinginan kita langsung satu tahap, tetapi menunggu hasil observasi menyeluruh penyakit dalam dan gizi," jelas Agung.

"Ke depannya nanti untuk masalah meja operasinya, meja operasi itu maksimal 70 cm itu separuh dari lebarnya pasien," imbuh Agung.

Sebelumnya Dwi Ariesta Wardhana terjatuh bersama lift dengan ketinggian sekitar 3 meter, karena kawat sling lift putus. Proses evakuasi yang dilakukan Tim gabungan dari PMI dan PMK Kota Malang membutuhkan waktu hampir 3 jam. Mereka menggunakan triplek setebal 1 cm untuk mengevakuasi korban.

Komandan Regu I UPT PMK Kota Malang, Edi Susianto mengaku sempat kesulitan saat proses evakuasi korban dari lokasi rumahnya. Petugas gabungan berjumlah 12 orang itu berusaha mengevakuasi korban yang mengalami patah tulang. Berbagai upaya dilakukan agar tubuhnya terangkat.

Petugas juga terpaksa membawa korban menggunakan pikap ke rumah sakit. Sebab brankar yang tersedia tidak mampu membopong tubuhnya.

"Kita bawa ke rumah sakit dengan pikap, karena ambulance dan brankar tidak muat," imbuhnya.

Sesampai di IGD RSSA Kota Malang, lanjut Edi, disiapkan dua bed atau tempat tidur untuk korban, agar korban tidak terjatuh.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads