Misnati Tanyakan Asuransi 3 Cucunya yang Jadi Korban Perosotan Ambrol

Misnati Tanyakan Asuransi 3 Cucunya yang Jadi Korban Perosotan Ambrol

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 10 Mei 2022 19:30 WIB
Korban perosotan Kenpark ambrol
Misnati, nenek dari 3 korban perosotan Kenpark ambrol. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Misnati masih sedih karena 3 cucunya menjadi korban perosotan Kenpark ambrol. Dia juga mempertanyakan asuransi maupun biaya pengobatan yang diterima korban. Sebelumnya, pengelola memastikan biaya pengobatan akan ditanggung sampai korban sembuh.

Ketiga cucu Misnati yakni Siti Saadatul Syakdiyah Assyarqowi (19), Ermila Syabrina Assyarqowi (17), dan Muhammad Zainul Mustofa Assyarqowi (11) saat ini masih dirawat di RSU dr Soetomo.

"Gak eroh Le, gak omong opo-opo, tapi mboh lek nek RS. Tapi aku e dewe nggak di kek'i opo-opo akune (Tidak tahu Nak, tidak ada omongan apa-apa, tapi tidak tahu lagi kalau sudah diberikan ke RS. Tapi, saya sendiri tidak dikasih apa-apa)," kata Misnati kepada detikJatim, Selasa (10/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misnati menyayangkan penanganan medis saat insiden itu terjadi. Menurutnya, pengelola maupun petugas cukup lambat. Sebab, saat itu ketiga cucunya justru dievakuasi oleh pengunjung lain.

"Lelet, Le, untunge pas onok mobil karo motor e tonggoku, lek gak ketolongan piye (Lelet, Nak, untungnya pas ada mobil sama motor tetangga saya, kalau tidak tertolong bagaimana coba)," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Bahkan, ia mengaku, tas milik salah satunya raib. Hingga kini tas itu tidak ketemu.

"Mari kejadian tas e putuku ilang, saking bingunge. Onok isine kunci kos, laptop, karo barang-barang gawe kuliah (Setelah kejadian tas, saking bingungnya, ada isinya kunci kos, laptop, sama barang-barang buat kuliah)," ujarnya.

Perempuan berusia 70 tahun itu menceritakan, cucunya kerap memberinya uang Rp 200 ribu. Uang itu biasa dititipkan ke Yatimah, ibu dari ketiga cucunya.

"Biasane, 1 minggu oleh Rp 200.000 tekan putuku. Tapi, pas jogo nak RS, aku gak di kek'i duit ambek arek-arek le, token yo pas mati gaisok tuku, aku yo gaisok kerjo, kepikiran terus, Le (Biasanya, 1 minggu dapat Rp 200.000 dari cucu pertama. Tapi, semenjak jaga di RS, saya tidak dapat duit lagi dari anak-anak, token pas mati ini tadi juga tidak bisa beli, tidak bisa kerja juga, kepikiran terus, Nak)," katanya.

Lantaran hal tak ada yang membayar token listrik, Misnati harus memutar otak. Ia berinisiatif untuk menjual sebagian berasnya agar bisa membeli token listrik.

"Akhire aku ngedol beras, Le, gawe tuku token (Akhirnya saya jual beras, Le, untuk beli token listrik)," ucap Misnati.




(dte/dte)


Hide Ads