Menangkal Petaka di Wahana Setelah Perosotan Kenpark Ambrol

Menangkal Petaka di Wahana Setelah Perosotan Kenpark Ambrol

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 09 Mei 2022 10:58 WIB
Perosotan Kenpark ambrol
Bagian perosotan Kenpark yang ambrol. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Insiden perosotan ambrol di Kenpark Surabaya menjadi sorotan banyak pihak. Pertanyaan besar muncul pascakejadian itu. Seperti apa perawatan di wahana bermain keluarga tersebut?

Pertanyaan itu bukannya tanpa dasar. Pandemi COVID-19 memang sempat menutup sejumlah wahana di Surabaya. Begitu libur Lebaran tiba, seiring dengan pelonggaran yang diterapkan pemerintah, orang banyak yang memenuhi sejumlah objek wisata. Pun demikian dengan Kenjeran Waterpark di area Kenpark Surabaya yang saat insiden terjadi, kata pengelola, dipadatai ribuan orang

Menjadi tanda tanya besar terkait perawatan di sejumlah wahana setelah 2 tahun tidak didatangi wisatawan. Tentu banyak yang berharap kejadian ambrolnya perosotan Kenpark itu menjadi yang pertanya dan terakhir. Fokusnya kini adalah menangkal petaka agar insiden serupa tidak terulang lagi, baik di Kenpark maupun wahana-wahana lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewan desak Pemkot Surabaya mutakhirkan kelayakan wahana rekreasi

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti mengatakan, dewan mendorong Pemkot Surabaya memutakhirkan kelayakan wahana rekreasi di Surabaya. Supaya tercipta kepercayaan publik bahwa berwisata di Surabaya itu aman.

"Saya mendorong Pemerintah Kota melakukan pemutakhiran kelayakan alat permainan di seluruh wahana rekreasi yang ada di Surabaya," tegas Reni, Minggu (8/5/2022).

ADVERTISEMENT

Legislator PKS itu juga menyinggung soal kewajiban Pemkot merujuk pada Perda 23/2012 tentang Kepariwisataan.

"Jika kita melihat Perda 23/2012 tentang kepariwisataan, di sana diatur di pasal 21, Pemda berkewajiban menyediakan dan memberi informasi kepariwisataan, perlindungan hukum, keamanan, kenyamanan dan keselamatan wisatawan," tambah Reni.

Menko PMK minta pengelola wisata rutin melakukan perawatan

Insiden itu juga mendapat perhatian dari Menko PMK RI Muhadjir Effendy yang sengaja datang ke Surabaya untuk menjenguk korban. Muhadjir berharap kejadian ambrolnya perosotan Kenpark menjadi musibah yang terakhir di tempat wisata.

"Saya imbau tempat pengelola permainan, rekreasi, tolong dicek kondisi dari wahana yang dimiliki, terutama wahana yang punya risiko. Supaya dicek, kalibrasinya dicek, standarnya dicek, kondisinya kalau itu kreatornya dari luar negeri sering dicek agar kondisinya aman," ujar Muhadjir..

Dia juga meminta petugas di tempat wisata mengawasi pemanfaatan wahananya. Jangan sampai ada penggunaan wahana di luar prosedur dan kesesuaian yang telah ditetapkan.

"Apalagi yang mempunyai risiko tinggi, jangan sampai ditinggal dan harus betul-betul waspada. Namanya anak bermain kan banyak ulah, ada saja kan untuk memanfaatkan wahana yang ada, supaya diawasi betul," ujarnya.

Gubernur Khofifah dorong investigasi sampai tuntas

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendorong polisi untuk menginvestigasi menyeluruh penyebab tragedi perosotan ambrol.

"Saya tadi bertanya pada Pak Paul, Manajer Kenpark, proses kalibrasinya bagaimana. Rupanya dua tahun lalu sudah dilakukan kalibrasi, tahun kemarin terkonfirmasi juga dilakukan kalibrasi," kata Khofifah.

Selain dari polisi, investigasi juga dilakukan oleh kontraktor yang mengerjakan perosotan tersebut, White Water Canada.

"Kami berharap bahwa proses investigasi yang tengah dilakukan Polres Tanjung Perak dan White Water Canada bisa membuat kejadian ini menjadi terang benderang," katanya.

Perosotan Kenpark Surabaya ambrol pada Sabtu (7/5/2022). Tercatat 17 orang mengalami luka akibat insiden itu. 9 orang dirawat di RS Soewandhi dan 8 lainnya di RSU Dr Soetomo. Empat orang di antaranya sudah kembali ke rumah dan sisanya tengah mengalami penanganan intensif, baik yang mengalami luka ringan maupun berat.

Polres Pelabuhan Tanjung Perak sendiri sudah memeriksa 5 saksi. Untuk kepentingan penyelidikan, Kenjeran Water Park ditutup sementara waktu.




(hil/dte)


Hide Ads