"Kami dan Pemkot Surabaya juga perlu memastikan perizinan, kelaikan fungsi, dan semuanya perlu dipastikan dalam kondisi aman sebelum dibuka kembali," kata Reni kepada detikJatim, Sabtu (7/5/2022).
Reni mengaku miris melihat kejadian itu sekaligus prihatin dengan kondisi para korban. Meski, seluruhnya telah dirawat di RSUD Soewandhi dan RSU dr Soetomo Surabaya.
"Waktu di RS, saya ketemu dengan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak dan pengelola, mendapat info di lokasi telah di-police line pada semua wahana dan dipastikan keamanannya," ujar politikus PKS itu.
Oleh karena itu, ia mendorong semua pihak untuk mengantisipasi hal serupa. Supaya, insiden tersebut tak terulang kembali di lokasi wisata lainnya.
"Karena kejadian ini menjadi warning bagi wisata lain untuk mengedepankan keselamatan warga," tuturnya.
Selain itu, Reni juga menyayangkan respons dari pihak pengelola yang dinilainya tak sigap. Justru, lebih tanggap dan cepat dari petugas kepolisian, BPBD, Satpol PP, hingga TNI untuk mengevakuasi para korban.
"Info dari salah satu ortu korban bahwa penanganan pasca kejadian di lokasi juga kurang cepat, tidak begitu menyiapkan dan sigap saat terjadi kejadian, tapi justru cepat saat ada teman-teman dari BPBD, polisi, dan lain sebagainya. Nah, ini juga menjadi catatan bagi tempat-tempat wisata lain agar SOP seperti ini bisa lebih cepat," katanya.
Maka dari itu, Reni menekankan kepada seluruh pengelola wisata di Kota Pahlawan supaya tak sekadar memelihara wahana saja. Melainkan, juga mempersiapkan beragam antisipasi dan penanganan saat ada kecelakaan terjadi.
"Mitigasi dan evakuasi di lokasi oleh pengelola juga penting ya, untuk cepat saat terjadi hal serupa, apalagi di tempat-tempat yang risiko-risiko kecelakaan, di samping antisipasi dan pemeliharaan," tutupnya.
(dte/dte)