Puncak arus balik Lebaran 2022 di Lamongan diprediksi akan terjadi pada 6-7 Mei. Polisi menyiapkan sejumlah rekayasa yang akan diberlakukan sewaktu-waktu.
Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana terjun langsung memantau kondisi lalu lintas yang akan dipakai arus balik. Ia mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas untuk menghadapi arus balik 6-7 Mei mendatang. Survei jalur arus balik pun, menurut Miko, sudah dilakukan dan diujicobakan.
"Kami lakukan uji coba dan survei bersama tim patroli cegah kemacetan dan kecelakaan atau Tim Cekal, dan kami memastikan kembali bahwa rekayasa jalan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik," kata AKBP Miko kepada wartawan, Kamis (5/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah rekayasa lalu lintas yang disiapkan tersebut, menurut Miko, di antaranya adalah mengantisipasi kepadatan di Babat yang menjadi titik persimpangan 4 kabupaten.
Di kawasan Babat, terang Miko, diberlakukan jalur alternatif di simpang 3 RM Mira dari Lamongan menuju Bojonegoro, akan diarahkan untuk putar balik di Jembatan Widang, Tuban.
Masih di Babat, imbuh Miko, jalur alternatif yang ada di Jalan Gotong Royong akan ditutup kecuali bagi warga Jalan Gotong Royong sendiri.
"Dengan uji coba rekayasa jalan yang telah dibuat ini, diharapkan saat puncak arus mudik di Lamongan para pemudik dapat kembali dengan aman dan nyaman sesuai tagline pemerintah, yaitu mudik aman, mudik sehat," terangnya.
Rekayasa lainnya yang disiapkan untuk kawasan Babat ini, lanjut Miko, yakni untuk yang dari arah Jombang akan diberi pembatas tengah sampai selatan Stasiun Babat. Selain itu, tidak ada atau tidak diperbolehkan parkir di badan jalan.
"Untuk putar balik dari barat bisa di SPBU Banaran, untuk yang dari selatan di selatan rel KA Babat," terangnya.
Rekayasa yang disiapkan, lanjut Miko, akan diberlakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Seperti ketika terjadi kenaikan intensitas volume kendaraan. Untuk itu, Miko mengimbau masyarakat agar mematuhi petunjuk, rambu dan arahan dari petugas.
"Jangan ada yang melanggar rambu lalu lintas maupun tidak mematuhi petunjuk dari petugas, karena rekayasa ini dibuat untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh pengguna jalan, jangan mengedepankan ego pribadi karena tertib berlalu lintas merupakan cerminan budaya bangsa," pungkasnya.
(sun/sun)