Beda Versi, Keluarga Beberkan Kronologi Ibu Tewas Tertabrak Anak Saat Mudik

Beda Versi, Keluarga Beberkan Kronologi Ibu Tewas Tertabrak Anak Saat Mudik

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 04 Mei 2022 13:14 WIB
Korban kecelakaan tragis di Jalan Nasional  Mojokerto. Ibu tewas ditabrak anak sendiri.
Jenazah almarhumah Masringah sebelum dievakuasi setelah kecelakaan di Mojokerto. (Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Surabaya -

Kecelakaan tragis ibu tertabrak anaknya sendiri hingga tewas di Mojokerto menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Kematian Masringah (47), warga Desa Ringinsari, Kandat, Kabupaten Kediri, menyisakan kepedihan mendalam bagi Agus Wahyudi (28) dan Adam (10), putranya, yang turut mudik ke Kediri pada Sabtu (30/4/2022) pagi.

Meski sudah ikhlas, masih ada yang mengganjal pada keluarga almarhumah Masringah. Sebab, menurut pengakuan Agus Wahyudi kepada keluarga, sebenarnya dia tidak sampai menabrak ibunya sendiri. Anak pertama Masringah itu justru hendak melindungi ibunya yang jatuh dari motor setelah menyerempet pikap yang parkir di badan jalan.

Siti Rohmah, adik kandung Masringah, yang setelah kejadian itu datang ke Polres Mojokerto menjemput keponakannya, menceritakan kronologi kecelakaan tragis itu kepada detikJatim. Siti Rohmah mendapatkan penjelasan langsung dari Agus. Keponakannya itu sampai saat ini masih dalam kondisi sangat berduka sehingga belum bisa memberikan keterangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dari cerita adik saya (Siti Rohmah terbiasa memanggil keponakannya dengan sebutan 'adik'), dia tidak sampai menyentuh tubuh ibunya. Jadi, begitu ibunya terjatuh, dia justru berhenti mendadak untuk melindungi ibunya supaya dirinya saja yang tertabrak motor lainnya," kata Rohmah ketika dihubungi detikJatim, Rabu (4/5/2022) siang.

Agus, kata dia, memang turut terjatuh setelah ditabrak Mukhtarom (48), warga Desa Medali, Puri, Mojokerto, yang mengendarai Honda Supra Fit X nopol L-6201-AQ dan yang juga sedang mudik bersama istri dan anak-anaknya ke Nganjuk. Namun, setelah terjatuh, Agus berusaha bangkit dan segera melindungi tubuh ibunya agar tidak tertabrak kendaraan lain.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, Rohmah mengungkapkan, pada saat kejadian itu, Masringah bukan tanpa sebab menyerempet pikap parkir. Masringah, ibu tiga anak yang sehari-hari tinggal dan bekerja di Tambak Sari, Surabaya, terkejut dan secara refleks banting setir sepeda motornya ke kiri sehingga menabrak pikap yang parkir.

Menurut Agus, saat kejadian itu ada satu pengendara moge (motor gede) warna kuning berpelat B berjalan zigzag sejak dari Surabaya menyalakan sirene dan menggeber gas motornya di lokasi kejadian.

"Itu bapak-bapak yang dari Nganjuk tapi tinggal di Mojokerto (Mukhtarom) juga bilang kaget ada moge itu. Saya sempat mengobrol lama sama bapak yang juga sedang mudik sama keluarganya itu. Dia juga sempat kaget karena ada moge menyalakan sirene sama bleyer-bleyer. Kan, suaranya moge itu keras, ya," ujarnya.

Menurut Rohmah, Masringah memang meninggal akibat terjatuh dari motornya. Kakak kandungnya, yang merupakan anak ketiga dari 9 bersaudara (Rohmah anak terakhir), mengalami luka parah di bagian kepala belakang. Pada saat kejadian itu, kakaknya jatuh ke aspal hingga helm yang dipakai terlepas.

"Kami mohon doa. Supaya almarhumah husnulkhatimah, semua amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT," pungkasnya.

Sebelumnya, Kanit Laka Satlantas Polres Mojokerto Iptu Wihandoko menyatakan, terhadap kasus ini, polisi telah menerapkan keadilan restoratif atau restorative justice. Karena bisa saja Agus dijerat dengan Pasal 310 UU RI 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan karena kelalaiannya tanpa sengaja menabrak ibu kandungnya.

"Karena yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas ini adalah satu keluarga, yaitu ibunya sendiri atas nama Masringah dan putranya Agus, kami lakukan restorative justice untuk menyelesaikan perkara kecelakaan ini," katanya kepada detikJatim, Selasa (3/5/2022).

Berdasarkan hasil olah TKP oleh petugas Satlantas Polres Mojokerto, Masringah dinyatakan meninggal setelah terjatuh dari motornya dan tertabrak motor yang dikendarai oleh putranya sendiri. Korban dinyatakan tewas seketika di lokasi kecelakaan karena mengalami luka yang parah di bagian kepala.

"Kena tabrak sepeda motor anaknya. Ada bekas darah korban di sekok (shock breaker atau suspensi) depan sepeda motor anaknya. Anaknya juga sudah mengakui," kata Wihandoko.


Menurut versi polisi, saat itu Masringah terlibat dalam kecelakaan beruntun melibatkan tiga sepeda motor di jalan nasional Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Sabtu pagi. Ketiga sepeda motor itu melaju di jalur arteri dari timur ke barat atau dari arah Surabaya ke Jombang.

Paling depan adalah sepeda motor Yamaha Vega nopol L-2261-U dikendarai Masringah seorang diri. Disusul sepeda motor Yamaha Vixion nopol AG-4089-ECA yang dikemudikan putra korban, Agus Wahyudi (28), yang memboncengkan adiknya.

Satu keluarga ini dalam perjalanan mudik dari Surabaya ke rumah mereka di Kediri. Sedangkan paling belakang sepeda motor Honda Supra Fit X nopol L-6201-AQ yang dikendarai Mukhtarom (48), warga Desa Medali, Puri, Mojokerto.

Sampai di jalan nasional Dusun Jatisumber Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 WIB, Masringah disebut kurang konsentrasi sehingga menyerempet mobil pikap yang berhenti di sisi kiri jalan. Akibatnya, Masringah terjatuh ke tengah jalan. Seketika ia tertabrak motor yang dikendarai putranya. Korban tewas di lokasi kecelakaan karena luka parah di kepala.

Tidak sampai di situ saja, giliran sepeda motor Yamaha Vixion yang dikemudikan Agus tertabrak sepeda motor Honda Supra Fit X yang melaju di belakangnya. Beruntung, Agus dan adiknya serta pengendara Supra selamat.

Jenazah Masringah dievakuasi polisi dibantu relawan dan PMI Kabupaten Mojokerto ke RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto. Korban diserahkan kepada keluarganya setelah divisum.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads