Lokasi Ibu Tewas Tertabrak Anak Sendiri saat Mudik Sering Terjadi Kecelakaan

Lokasi Ibu Tewas Tertabrak Anak Sendiri saat Mudik Sering Terjadi Kecelakaan

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 02 Mei 2022 14:06 WIB
Korban kecelakaan tragis di Jalan Nasional  Mojokerto. Ibu tewas ditabrak anak sendiri.
Lokasi kecelakaan ibu tertabrak anak sendiri hingga tewas (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Surabaya -

Masringah (47) warga Desa Ringinsari, Kandat, Kabupaten Kediri, tertabrak anaknya sendiri hingga tewas di Jalan Nasional Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Trowulan, Mojokerto. Warga sekitar mengaku lokasi tersebut kerap terjadi kecelakaan karena jalannya bergelombang.

Siswanto (40), warga Dusun Jatisumber mengaku sering terjadi kecelakaan lalu lintas di lokasi. Kecelakaan di jalur itu biasanya membuat pengendara sepeda motor jatuh sendiri karena jalan yang tidak mulus.

"Jalan bergelombang itu diperbaiki sebentar rusak lagi. Depan rumah saya sering ditambal, tapi tak lama gelombang lagi," kata Siswanto (40), warga Dusun Jatisumber yang rumahnya hanya sekitar 10 meter dari lokasi kecelakaan, Minggu (1/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswanto mengakui beberapa kali memang terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Nasional Dusun Jatisumber . Kecelakaan di jalur itu biasanya membuat pengendara sepeda motor jatuh sendiri karena jalan yang tidak mulus.

"Ada juga karena menghindari jalan rusak tertabrak kendaraan dari arah yang sama. Satu bulan kadang terjadi sekali, kadang sebulan tidak terjadi sama sekali. Selama Ramadan hanya sekali kemarin itu," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kecelakaan tragis yang dialami Masringah diawali dengan peristiwa sepeda motor yang dikendarai korban menyerempet sebuah pikap yang berhenti di badan jalan sebelah kiri, tepatnya di depan sebuah toko keramik. Belum diketahui nopol kendaraan dan identitas pengemudi pikap itu.

Ayah pemilik toko keramik, Sodikin (65) mengaku tidak tahu soal pikap yang diserempet korban. Saat kecelakaan terjadi, dirinya sedang tidak di rumah. Namun, menurutnya, setiap kendaraan yang muat keramik biasanya diminta masuk ke halaman toko atau di lahan sebelah timur toko.

"Sehingga tidak mengganggu lalu lintas. Mungkin pikap itu mau belanja keramik atau cuma berhenti. Saya kebetulan kemarin pagi tidak di rumah. Biasanya kalau belanja keramik saya larang parkir di badan jalan karena sudah ada tempatnya," ujar Sodikin.

Terkait kondisi jalan yang bergelombang, Sodikin mengatakan, persoalan itu sudah terjadi sejak lama dan tidak pernah terpecahkan. Karena jalan itu terus rusak meski sering kali diperbaiki. Banyaknya truk dengan muatan berlebih yang melintas di jalan ini yang menjadi penyebabnya.

"Truk besar-besar seharusnya muatannya tidak berlebihan. Muatannya tidak sesuai beban jalan. Perbaikan terakhir sebelum Ramadan dan pertengahan Ramadan, tapi bergelombang lagi," ungkapnya.

Sama halnya dengan Siswanto, Sodikin mengaku kecelakaan di Jalan Nasional Desa Watesumpak depan tokonya terjadi 6 kali dalam setahun terakhir. Semuanya memang melibatkan pengendara sepeda motor.

"Kecelakaan karena kena jalan bergelombang hanya melibatkan sepeda motor. Pengendara kurang menyadari kondisi jalan, oleng, jatuh sendiri. Juga menghindari jalan rusak, tertabrak kendaraan lain dari belakang," tandasnya.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads