Perjuangan Sutiah di Sampang yang Ingin Punya Rumah Layak Bagi 4 Anaknya

Perjuangan Sutiah di Sampang yang Ingin Punya Rumah Layak Bagi 4 Anaknya

Kamaluddin - detikJatim
Kamis, 21 Apr 2022 22:21 WIB
Perjuangan ibu di Sampang, seorang diri hidupi 4 anaknya
Sutiah di kediamannya yang beratapkan terpal (Foto: Kamaluddin/detikJatim)
Sampang -

Cuaca Sampang hari ini digelayuti mendung. Seorang wanita paruh baya di Kampung Halelah, Kota Sampang tampak bergegas mengemasi barang-barang di dalam rumahnya. Barang-barang ini ditutupi dengan plastik dan tikar seadanya.

Hal ini rutin dilakukan Sutiah (52), warga Jalan Syamsul Arifin, Kampung Halelah, Kelurahan Polagan, Kota Sampang menjelang hujan. Ini tak lain untuk menyelamatkan kasur dan perabotan rumah dari air hujan.

Kondisi rumah Sutiah tak bisa disebut layak. Genteng rumahnya bukan hanya bocor, tapi sudah bolong di beberapa sisi. Agar tak kehujanan, wanita yang ditinggal suaminya meninggal dunia ini mengakalinya dengan penutup terpal.

Meskipun ditutup terpal, Sutiah mengaku masih sering kehujanan karena air masuk dari sela genting dan rongga atap bagian belakang rumah. Sutihah pun hanya bisa pasrah sembari melindungi barangnya dengan plastik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini dia lakukan karena tak mau kejadian masa lalu terulang. Saat itu, ia pergi bekerja, lalu saat kembali, kasur di rumahnya sudah basah.

"Takutnya hujan tiba-tiba turun, jadinya saya tutupi dulu barang-barang ini sebelum saya berangkat kerja. Dulu pernah perabotan saya ini basah semua waktu ditinggal kerja," kata Sutiah, Kamis (21/4/2022)

ADVERTISEMENT

Pernah suatu hari, Sutiah bersama empat anaknya terpaksa sering tidur dalam satu kamar saat hujan turun di malam hari. Sebab, separuh rumahnya yang berdinding gedek atau anyaman bambu ini tak bisa ditempati.

Sutiah menceritakan, atap gentengnya ambruk pada November 2021. Namun hingga kini, ia tak memiliki biaya untuk memperbaikinya. Jadilah atap hanya dilapisi dengan terpal agar tidak bocor.

Perjuangan ibu di Sampang, seorang diri hidupi 4 anaknyaPerjuangan ibu di Sampang, seorang diri hidupi 4 anaknya Foto: Kamaluddin/detikJatim

"Ya kalau malam sering ngumpul jadi satu tidurnya di kamar depan, soalnya kamar di belakang kan gak ada gentengnya, diganti terpal, terpalnya juga sudah lapuk," imbuhnya.

Ia mengaku belum bisa memperbaiki rumahnya karena keterbatasan biaya. Jangankan memperbaiki atap, untuk biaya bertahan hidup sehari-hari saja, ia merasa kesulitan.

Meski demikian, Sutiah tak mau berpangku tangan. Ia rela membanting tulang dan berjuang sendirian mengurus keluarganya.

Kepada detikJatim, Sutiah menceritakan pada tahun 2018 ia ditinggal suaminya meninggal dunia. Usai suaminya meninggal, ibu yang kesehariannya menjadi tukang pijat bayi ini harus bergulat dengan kerasnya mencari nafkah di masa pandemi. Cobaan pun datang bertubi-tubi, bahkan Sutiah sempat terpapar COVID-19.

"Anak saya 4 orang, yang dua sudah berhenti sekolah, yang nomor tiga sekarang masih kelas 2 SMK, yang terakhir kelas 2 SMP di SLB, karena nggak bisa bicara dan mendengar. Sejak bapaknya meninggal 4 tahun yang lalu, saya kerja sendiri jadi tukang pijat. Tapi saat Corona selama dua tahun kemarin itu, satu minggu kadang-kadang hanya dua orang yang datang apalagi saya sendiri pernah sakit," tuturnya.

Ibu yang memiliki anak tuna rungu dan tuna wicara ini masih punya harapan mengumpulkan uang untuk memperbaiki rumahnya. Ia bersyukur kondisi kembali membaik, sehingga order pijat bayi sudah mulai lancar kembali.

"Kalau bantuan pemerintah alhamdulillah saya dapat PKH. Tapi untuk perbaikan rumah saya masih berusaha nabung sedikit, semoga kondisi terus normal," harapnya.




(hil/sun)


Hide Ads