Pencarian sosok Kartini masa kini selalu ada saat peringatan Hari Kartini. Yakni perempuan yang dianggap menjadi teladan atau inspirasi bagi perempuan lain.
Salah satu sosok Kartini masa kini yang bisa dijadikan inspirasi adalah Santi Muriyana (50). Perempuan asal Banyuwangi ini menjadi Mualim II (perwira dek) di salah satu kapal penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Santi tak gentar dengan cuaca buruk dan angin kencang di Selat Bali. Dia berprofesi sebagai pelaut sejak 1995 atau 27 tahun lalu. Kini, Santi masih bertahan pada pekerjaan yang identik dengan laki-laki itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak tahun 1995 saya sudah menjadi pelaut. Berlayar 2 tahun, kemudian masuk ke Dharma Lautan Utama (DLU). Berganti-ganti kapal," ujar Santi kepada detikJatim, Kamis (21/4/2022).
2 tahun karier awalnya dihabiskan di Flores. Setelah itu, Santi seolah menjadi sahabat Selat Bali. Sebab, selama 25 tahun hingga sekarang dia bertugas di sana.
Saat ini, Santi menjabat sebagai Mualim II KMP Dharma Rucitra, salah satu kapal feri yang beroperasi di Selat Bali. Tugas Santi adalah memastikan kelancaran pekerjaan nakhoda, terutama bagian alat-alat navigasi. Sehingga, kapal tetap stabil sampai ke dermaga tujuan.
![]() |
"Kadang saya ikut mengatur tatanan kendaraan agar teratur agar kapalnya bisa berjalan lancar," ujar alumnus Sekolah Pelayaran maritim Bhakti Samudra Surabaya itu.
Meski menjadi nyaris satu-satunya wanita di ruang kemudi kapal, Santi mengaku tak pernah merasakan beban berat di pekerjaannya. Dia justru sangat menikmati pekerjaannya. Apalagi sebagai seorang wanita, dia merasa lebih diperhatikan oleh pekerja lain.
"Mereka (para pekerja pria) juga patuh kalau saya memberikan instruksi. Jadi tidak ada masalah, saya cukup nyaman," kata perempuan kelahiran Surabaya itu.
Santi juga memiliki pengalaman berkesan saat bekerja di kapal. Misalnya ketika cuaca buruk, dia harus bisa mengendalikan semua komponen di dalam kapal agar perjalanan bisa selamat.
Pekerjaannya sebagai seorang mualim juga tak lepas dari dukungan putrinya. Santi mengatakan bahwa putrinya justru bangga saat melihat sang ibu bertugas di atas kapal.
"Itu menjadi semangat bagi saya untuk terus mencintai pekerjaan ini. Apalagi memang tidak banyak wanita yang memilih profesi seperti saya," imbuh dia.
Pada momen Hari Kartini kali ini, Santi ingin melihat ada wanita-wanita yang mau menjadi 'kartini di tengah lautan' seperti dirinya.
"Sejak dulu cita-cita saya memang ingin menjadi pelaut, apalagi dulu masih bujangan. Senang bisa kemana-mana. Semoga nanti ada generasi penerusnya," pungkas Santi.
(hse/dte)