Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan warga kota harus mengetahui sejarah kotanya sendiri. Sebab sejarah kota menurutnya adalah bagian dari identitas warga.
Ning Ita, sapaan akrabnya, mencontohkan di Kota Mojokerto ada sejumlah jejak kehidupan sosok presiden pertama Indonesia. Sekitar 8 tahun Soekarno menghabiskan masa kecilnya di Kota Mojokerto, namun belum banyak yang tahu fakta tersebut, termasuk warga Kota Mojokerto sendiri.
Pihaknya memaklumi jika belum banyak masyarakat yang mengetahui fakta tersebut. Mengingat selama ini jejak-jejak sejarah tersebut belum mendapat perhatian serius, ditambah minimnya literasi yang menyoroti masa kecil Soekarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebanyakan familiarnya dengan masa hidup Bung Karno ketika menginjak masa-masa dewasa. Padahal, Bung Karno ini pernah sekolah di Mojokerto. Ada dua sekolah yang pernah menjadi tempat beliau menuntut ilmu. Ini fakta yang penting sebenarnya. Bung Karno mboten ujug-ujug jadi Presiden kan nggih, Pak Bu?" kata Ning Ita saat bersafari Ramadhan Ashar di Masjid Roudhotul Jannah sebagaimana tertulis pada keterangannya, Rabu (20/4/2022).
Menyadari hal tersebut, di masa kepemimpinannya ini Ning Ita mulai menaruh perhatian terhadap persoalan tersebut. Beberapa tahun terakhir, pihaknya menggarap proyek revitalisasi sejumlah lokasi bersejarah di Kota Mojokerto, seperti SDN Purwotengah dan SMPN 2 Kota Mojokerto.
Upaya-upaya tersebut pun mulai berbuah hasil, terbukti dari beberapa ajang bertema Soekarno yang diadakan di Kota Mojokerto. Ajang-ajang itu mampu menarik partisipasi masyarakat, baik dalam maupun luar Kota Mojokerto.
"Kami masih terus melakukan upaya revitalisasi. Karena ini memang termasuk program prioritas pembangunan Kota Mojokerto. Harapannya, selain menambah pengetahuan sejarah masyarakat, ini juga bisa menjadi sebuah peluang wisata sejarah yang kemudian dapat menguntungkan masyarakat, khususnya warga Kota Mojokerto," terangnya di hadapan para jamaah masjid yang berlokasi di jalan raya Surodinawan tersebut.
Selain memberikan penjelasan, Ning Ita juga melemparkan sejumlah pertanyaan terkait titik-titik bersejarah di Kota Mojokerto. Hal tersebut sebagai salah satu strategi untuk mengedukasi sekaligus membangun keakraban dengan warga.
Sejumlah jamaah ibu-ibu yang berhasil menjawab pertanyaan pun mendapat bingkisan menarik dari Ning Ita.
"Alhamdulillah ngge Bapak Ibu, ini kita sambil belajar sejarah Kota kita sendiri jadinya. Bangga mboten? Saya yakin panjenengan juga pasti bangga. Nanti, bisa diceritakan ke keluarga yang lain, biar semua tahu dan ikut bangga dengan katanya sendiri," pungkas Ning Ita.
(ega/ega)