Perjalanan Panjang Mbah Mudjair Temukan Ikan Mujair

Perjalanan Panjang Mbah Mudjair Temukan Ikan Mujair

Fima Purwanti - detikJatim
Selasa, 19 Apr 2022 09:35 WIB
Mbah Mudjair penemu ikan mujair asal Blitar
Munir menunjukkan foto sang ayah, Mbah Mudjair (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Sudah tahu siapa penemu ikan mujair? Ikan mujair ditemukan seorang warga Blitar bernama Mudjair. Perjalanan menemukan ikan ini cukup panjang dan menarik. Berikut kisahnya!

Saksi hidup penemuan ikan mujair yakni Munir, putra almarhum Mbah Mudjair. Dia merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Saat ini, Munir telah berusia 80 tahun, namun ingatannya tentang kisah sang ayah menemukan ikan mujair masih jelas. Munir masih lancar menceritakan ulang kisah sang ayah tersebut.

Munir mengaku, ayahnya melakukan perjalanan yang cukup panjang, sebelum mendapatkan ikan mujair. Bahkan ada cerita menarik saat pemberian nama pada ikan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bapak memang suka pelihara ikan di rumah yang dulu (Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro). Dulu ada tiga kolam di sekitar rumah yang diisi ikan lele, tombro dan gurami," bebernya kepada detikJatim saat ditemui di rumahnya Lingkungan Jajar, Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Selasa (19/4/2022).

Kala itu, Mbah Mudjair yang merupakan perangkat desa mengikuti kegiatan Suroan pada 25 Maret 1936, yang juga bertepatan dengan peringatan 1 Muharam 1355 Hijriah yang digelar di Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo. Di sana, Mudjair bersama rekannya menangkap ikan dengan menggunakan serit atau kain jarit.

ADVERTISEMENT

"Semua ikan yang dibawa dari pantai, semua mati saat sampai di rumah. Tapi bapak enggak habis akal untuk terus mencoba, dan ingin tahu kenapa kok ikan-ikan dari air payau ditaruh di kolam terus mati. Beliau pun sampai bolak-balik dari rumah ke Pantai Serang," ungkapnya.

Bahkan, Mbah Mudjair melakukan perjalanan sekitar 10 kali bolak-balik antara Pantai Serang ke Desa Papungan. Dengan jarak sekitar 35 kilometer (KM) pun ditempuh dengan berjalan kaki selama 2 hari 2 malam untuk setiap perjalanan membawa ikan.

Akhirnya ada dua ekor ikan yang berhasil bertahan hidup di dalam kolam miliknya.

"Tiap seminggu sekali beliau cari ikan, dibawa pulang tapi mati terus. Sampai 10 kali dibawa akhirnya, sisa dua ekor saja yang hidup. Beliau dulu jalan kaki lewat hutan, belum ada sepeda ataupun angkutan," ceritanya.

Dua ekor ikan tersebut merupakan rezeki tersendiri bagi Mudjair. Sebab, tak berselang lama ikan tersebut terus berkembang biak dengan jumlah yang banyak. Dari situlah dirinya mulai dikenal oleh banyak orang, karena berhasil mengembangkan ikan laut atau air payau menjadi ikan air tawar.

"Dulu pejabat daerah sampai pejabat Belanda datang ke rumah untuk melihat ikan itu. Karena belum ada namanya, orang Belanda itu tanya nama bapak saya, dan kemudian ikannya diberi nama seperti nama bapak saya. Yaitu ikan mujair," imbuhnya.

Ikan mujair ini ditemukan pada tahun 1936 di Blitar. Sementara Mbah Mudjair menghembuskan nafas terakhirnya pada 7 September 1957. Nama Mbah Mudjair akan selalu dikenang sebagai penemu ikan mujair. Hal ini juga diabadikan dalam nisannya, di mana ada gambar ikan di sana.




(hil/fat)


Hide Ads