Mensos Tri Rismaharini menyerahkan santunan dan bantuan kepada keluarga korban penyerangan di Kabupaten Yalimo dan Nduga, Papua. Bantuan diserahkan di Markas Komando Brigade Infanteri 2/Marinir, Gedangan, Sidoarjo.
Bantuan pertama diserahkan kepada ahli waris Sertu Eka Andriyanto Hasugian. Sertu Eka diketahui gugur akibat tembakan orang tidak dikenal (OTK) Kamis (31/3) pagi di kios milik korban Jalan Trans Elelim, Kampung Elelim, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua.
Istrinya, Sri Lestari, mengalami luka berat dan meninggal dalam perjalanan ke puskesmas. Pasangan suami istri ini meninggalkan dua anak, yakni Muh Fino (4) dan Elvano Putra Faezya (3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerima bantuan adalah ahli waris, yakni Muh Aris sebagai ayah Sertu Eka. Bantuan yang diberikan berupa santunan Rp 30 juta, pemenuhan kebutuhan hidup keluarga Rp 200 juta, paket sembako, permainan anak, sepeda, nutrisi, popok, pakaian anak, dan piagam penghargaan.
![]() |
Bantuan juga diberikan kepada korban meninggal penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB), Lettu (Mar) Anumerta Muhammad Ikbal, dengan ahli waris Maris, dan Praka (Mar) Anumerta Wilson Anderson Here dengan ahli waris Karil Here.
Bantuan berupa santunan ahli waris Rp 15 juta, bantuan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga Rp 100 juta, paket sembako, dan piagam penghargaan.
"Kami berikan santunan, kemudian juga penghargaan. Bagaimanapun, mereka telah membantu warga di sana untuk menyelesaikan beberapa permasalahan," ujar Risma dalam sambutannya, Kamis (14/4/2022).
Penyerangan yang dilakukan oleh KKB juga mengakibatkan tiga orang luka berat dan tujuh luka ringan. Mantan Wali Kota Surabaya itu juga memberikan mereka bantuan.
"Kami memberikan bantuan masing-masing senilai Rp 5 juta untuk yang luka berat, sedangkan korban luka ringan Rp 2,5 juta," lanjut Risma.
Risma mengatakan anak yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya tentu tidak akan mudah menerima ketika mengetahui seperti itu. Oleh karena itu dia meminta dijaga dan dituntun dengan baik-baik.
"Mungkin saat ini belum mengerti, nanti pas dewasa akan menanyakan. Nah, emosi itu harus dijaga, jangan sampai anak-anak ini tersia-siakan karena mengerti orang tuanya seperti apa (meninggalnya)," tutur Risma.
Terakhir, terkait bantuan pendidikan, Risma mengatakan pihaknya sudah menanggungnya. Namun, apabila bisa diupayakan seperti KRI Nanggala pasti akan diupayakan.
"Tadi sudah kami bantu biaya pendidikan. Nanti kami lihat, kalau memang bisa dimasukkan (akademi militer) seperti Nanggala kemarin," tandas Risma.
(iwd/iwd)