.webp)
Ratusan mahasiswa yang tergabung ke dalam kelompok Cipayung Plus demo di Balai Kota. Mereka membawa 6 tuntutan yang disampaikan ke Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Aksi yang dilakukan selama 1 jam itu ditemui oleh Wali Kota Eri. Walau sempat terjadi insiden massa demo mendorong pagar selama 7 menit.
Salah satu perwakilan aksi, Nadief Rahman Harris menyampaikan orasinya. Menurut dia, Presiden dan DPR saat ini belum bijak untuk mengantarkan rakyat Indonesia sesuai amanat UUD 1945.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, ada sejumlah kebijakan baru yang berlawanan dengan prinsip keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Seperti kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN), kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak), kenaikan Harga Minyak Goreng, pemindahan Ibukota Negara, dan penundaan Pemilu, serta Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Menjadi 3 Periode.
"Itu semua dilakukan dalam kondisi bangsa yang saat ini sangat sulit. Terlebih, Indonesia masih dalam proses pemulihan ekonomi dan kesehatan akibat pandemi COVID-19," kata pria yang menjabat Presiden BEM Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Sebelumnya, massa aksi demo itu langsung menuju Balai Kota Surabaya. Pertama kali datang, mereka berusaha mendobrak pagar Balai Kota Surabaya untuk bertemu Wali Kota Eri. Setelah ditemui dan melakukan mediasi, para mahasiswa berdoa bersama dengan Eri lalu bergerak menuju DPRD Jatim.
(hse/dte)
