Ratusan mahasiswa yang tergabung ke dalam kelompok Cipayung Plus demo ke Balai Kota Surabaya. Pertama kali datang, mereka berusaha mendobrak pagar Balai Kota Surabaya untuk bertemu Wali Kota Eri. Setelah mediasi, para mahasiswa berdoa bersama dengan Eri lalu bergerak menuju DPRD Jatim.
Mayoritas mahasiswa yang datang dengan sepeda motor dipimpin sebuah pikap mobil komando tiba di air mancur Balai Kota Surabaya. Sekitar pukul 15.03 WIB mereka ditemui oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Begitu melihat Wali Kota keluar untuk menemui mereka, mendadak situasi menjadi ricuh. Sejumlah mahasiswa menaiki pagar Balai Kota. Sebagian lainnya mendorong pagar seolah-olah berupaya mendobrak pagar tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi itu diiringi orator yang menyampaikan aspirasinya dengan nada tinggi setengah berteriak-teriak padahal sudah menggunakan mikropon dan pengeras suara yang di mobil komando. DetikJatim sempat tidak menangkap apa yang mereka sampaikan saat itu.
Kurang lebih tujuh menit setelah Eri keluar dan situasi berlangsung "ricuh" itu, massa akhirnya bisa tenang. Eri Cahyadi mulai mendekat ke arah pagar hendak menemui massa. Tapi massa meminta Eri membukakan pagar dan duduk bersama.
Setelah itu barulah situasi berlangsung tenang. Mahasiswa menyampaikan aspirasinya dan Eri Cahyadi pun menjawab langsung apa yang menjadi kewenangan Pemkot Surabaya. Salah satu tuntutan yang muncul adalah tentang harga dan stok minyak goreng.
Salah satu korlap aksi menyampaikan tuntutan agar Pemkot Surabaya segera menggelar operasi pasar dan melibatkan mahasiswa Cipayung Plus dalam operasi pasar tersebut. Mereka juga meminta stok dan harganya distabilkan.
"Kami melakukan aksi damai. Ada beberapa tuntutan. Kalau dari kami, kami meminta kepada Wali Kota Surabaya untuk operasi pasar melibatkan Cipayung Plus. Stok minyak goreng (harus) dijamin akan terus banyak dan harganya tidak melonjak!" Kata salah satu orator.
Menanggapi apa yang disampaikan mahasiswa, Eri Cahyadi mengatakan bahwa Pemkot Surabaya akan menyampaikan tuntutan mereka mengenai minyak goreng itu kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan juga kepada Pemerintah Pusat.
"Kalau mau dengan kami (menggelar) operasi pasar, itu yang kami tunggu dari mahasiswa. Kita di sini untuk kepentingan umat. Saya sampaikan ke pusat dan provinsi. Saya tidak ingin teori, saya minta untuk mengawal, ayok bareng pemerintah mudun nang kampung dolek wong susah," ujar Eri.
Tidak hanya Eri, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono juga sempat menyampaikan tanggapannya. Dia mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang sudah terjadinya forum komunikasi tersebut.
"Saya terima kasih kita bertemu di forum ini. Pak wali sudah memberi jaminan kebijakan pro rakyat, DPRD mengawal anggaran yang sudah ditetapkan bersama untuk kepentingan masyarakat. DPRD akan mengawal operasi pasar, sehingga kebutuhan pokok bisa dijangkau," ujar pria yang akrab disapa Awi itu.
Tidak hanya itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan juga sempat menyampaikan tanggapannya. Setelah itu, mahasiswa bersepakat untuk bubar. Sebelum itu, Eri Cahyadi membacakan doa diamini semua yang ada di Balai Kota saat itu.
Seperti ketika mereka masih dalam perjalanan dan akhirnya datang di Balai Kota Surabaya, saat mereka membubarkan diri pun lalu lintas di sekitarnya menjadi macet. Sejumlah petugas kepolisian berupaya mengatur kepadatan agar terurai.
(dpe/dte)