Kasus COVID-19 di wilayah Jawa Timur kian melandai. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, Jatim menjadi wilayah yang kasus aktifnya terendah dibanding provinsi besar lainnya.
Khofifah memaparkan tambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 pada 10 April 2022 di Jatim hanya 81 orang. Sedangkan per hari ini, total kasus aktif COVID-19 di Jatim tersisa 793 orang.
Hal ini menjadikan Jatim sebagai provinsi dengan kasus aktif terendah dibanding provinsi besar lain di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta yang kasus aktifnya masih 4.642 kasus, Jateng di angka 12.286 kasus, dan Jabar di angka 17.057 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan rate of transmission atau tingkat penularan COVID-19 di Jatim, terpantau seluruh kabupaten/kota sudah di bawah 1. Selain itu daerah dengan status PPKM level 1 juga terus meningkat dengan jumlah 8 daerah, kemudian 27 daerah berstatus level 2 dan hanya 3 daerah yang statusnya level 3.
"Upaya kita mengendalikan pandemi terus berjalan seiring dengan upaya kita melakukan pemulihan ekonomi. Semoga mudik tahun lebaran tahun ini bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi Jawa Timur," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (11/4/2022).
Sementara itu, stok vaksin COVID-19 di Jawa Timur dipastikan aman dan cukup. Untuk itu, Khofifah mengajak masyarakat mendapat suntikan vaksin dosis ketiga atau booster untuk mudik lebaran.
Khofifah juga mengajak masyarakat proaktif mendapat suntikan vaksin booster yang dijadikan syarat mudik lebaran. Hal ini bisa didapatkan dengan mendatangi fasyankes terdekat.
"Jumlah vaksin kita banyak, tidak perlu khawatir. Jadi kalau memang belum booster, segera vaksin di pelayanan terdekat mumpung masih di awal Ramadan. Agar nanti saat waktunya mudik, kita sudah terproteksi," ajak Khofifah.
Menurut Khofifah, saat ini jumlah stok vaksin di Jatim ada 1.071.590 dosis. Vaksin ini tersebar di kabupaten/kota se-Jatim. Dengan jumlah ini, Khofifah memastikan mampu mencukupi kebutuhan vaksin booster bagi masyarakat yang ingin mudik.
Khofifah menambahkan, vaksinasi menjadi penting dalam menghadapi tradisi mudik yang dilakukan masyarakat di Hari Raya Idul Fitri. Mengingat, dalam prosesnya, setiap orang akan berkumpul dengan sanak saudara, sehingga dibutuhkan perlindungan lebih agar aman dari penyebaran COVID-19.
"Vaksin ini jangan dibilang sebagai satu syarat yang memberatkan. Karena vaksin ini kita lakukan supaya bisa saling melindungi diri kita dan keluarga. Karena kalau orang mudik itu pasti yang disowani terlebih dahulu adalah yang paling sepuh dan paling senior," terang orang nomor satu Jatim ini.
(hil/sun)