Jenazah yang dipikul warga dalam video yang viral tersebut adalah Rustam (57), asal Dusun Kedung Dendeng, RT 3 RW 4, Desa Jipurapah. Kepala Dusun Kedung Dendeng, Jihan Supendi mengataka, Rustam menderita sakit sehingga dievakuasi ke rumah sakit oleh keluarganya pada Senin (4/4) sekitar pukul 23.00 WIB.
Menurut Jihan, Rustam dibawa ke Dusun Brangkal, Desa Jipurapah menggunakan mobil bak terbuka yang sudah dimodifikasi menjadi 4WD. Mobil ini biasa disebut ledok oleh masyarakat setempat. Sehingga bisa melalui jalan berlumpur yang membelah hutan.
"Kalau mobil biasa, mobil siaga desa tidak bisa. Karena kondisi jalannya berlumpur sehingga perjalanan satu jam lebih, hampir dua jam," kata Supendi kepada detikJatim, Kamis (7/4/2022).
Sampai di Dusun Brangkal, lanjut Supendi, Rustam dibawa ke rumah sakit terdekat menggunakan mobil siaga desa. Namun, Rustam meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit pada Selasa (5/4) dini hari.
"Dalam perjalanan ke rumah sakit meninggal dunia. Sekitar jam 1 malam meninggalnya," terangnya.
Warga Dusun Kedung Dendeng, Suwondo (40) mengaku tidak mengetahui persis sakit yang diderita Rustam. "Seminggu sebelumnya (Rustam) kurang sehat. Saat akan dibawa berobat, kata anaknya, sempat tidak sadar, lalu dibawa ke rumah sakit untuk diobatkan," ujarnya.
Mendapat kabar Rustam meninggal dunia, Suwondo pun ikut menjemput jenazahnya di Dusun Brangkal. Menurutnya, warga Dusun Kedung Dendeng terpaksa jalan kaki sejauh 8 Km menuju ke lokasi jenazah disemayamkan.
Karena jalan berlumpur membelah hutan tidak bisa dilalui mobil. Sedangkan ledok yang sebelumnya dipakai mengevakuasi Rustam, dalam kondisi rusak. Posisi ledok dibawa kembali ke Dusun Kedung Dendeng setelah mengantar Rustam ke Dusun Brangkal.
"Di sini warga kepeduliannya masih tinggi, ada sekitar 50 orang yang berangkat. Kami bawa keranda jenazah," jelasnya.
Puluhan pria berangkat dari Dusun Kedung Dendeng setelah sahur sekitar pukul 03.30 WIB. Mereka harus jalan kaki melalui jalan rusak berat, berlumpur di tengah hutan sejauh 8 Km. Mereka sampai di Dusun Brangkal sekitar pukul 05.30 WIB.
Menurut Suwondo, jenazah Rustam diselimuti sarung, lalu diikat pada keranda mayat agar tidak terjatuh saat dipikul. Warga langsung kembali ke Dusun Kedung Dendeng dengan berjalan kaki melalui jalan yang sama. Saat itulah ia merekam video yang viral. Warga sampai di rumah duka sekitar pukul 07.30 WIB.
"Menandunya bergantian karena jaraknya jauh. Perjalanan sekitar dua jam karena jalan kaki sambil membawa beban," ungkapnya.
Kepala Desa Jipurapah, Hadi Sucipto menuturkan, Rustam menderita sakit perut dan tidak bisa berdiri. Sedianya, Rustam dibawa berobat ke RSUD Ploso, Jombang. Namun, saat dibawa dengan mobil siaga desa dari Dusun Brangkal, Rustam menghembuskan napas terakhirnya.
"Dalam perjalanan ke rumah sakit, baru sekitar 3 Km dari Dusun Brangkal, almarhum sudah meninggal dunia," cetusnya.
Jenazah Rustam akhirnya dibawa kembali ke Dusun Brangkal. Jenazah disemayamkan di dalam mobil siaga desa yang diparkir di depan Kantor Desa Jipurapah untuk menunggu pagi. Barulah warga Kedung Dendeng menjemput jenazah Rustam dengan berjalan kaki.
"Jenazahnya pagi itu juga dimakamkan di Kedung Dendeng, di pemakam umum," terang Hadi.
Ia menambahkan, akses jalan keluar masuk ke Dusun Kedung Dendeng sejak dulu kala hanya berupa jalan makadam. Namun, kondisinya sudah rusak parah.
Selama musim hujan, jalan selebar 4 meter di tengah hutan itu menjadi berlumpur sehingga tidak bisa dilalui mobil. Warga juga kesulitan melalui jalan ini menggunakan sepeda motor biasa.
"Sudah kami usulkan tiap tahun sejak saya menjabat kepala desa tahun 2012/2013, tapi tidak ada tanggapan dari Pemda (Pemkab Jombang). Alasannya bupati itu jalan milik Perhutani sehingga tidak bisa dibangun," tandas Hadi.
(iwd/iwd)