Ratusan warga Malang harus melalui Ramadan dengan krisis air bersih. Pasalnya, pasokan air dari pipa PDAM mati sejak beberapa hari terakhir.
Kondisi itu dialami warga di Perum Side Residence di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Dengan modal ember, galon, dan jeriken warga rela mengantri saat datang pasokan air dari tangki milik Perumda Tugu Tirta atau PDAM Kota Malang.
Air bersih sangat dibutuhkan warga untuk keperluan sehari-hari. Sejak pasokan air PDAM mati mulai Minggu (3/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga Fandiansyah mengatakan aliran air PDAM di rumahnya tiba-tiba mengecil kemudian benar-benar mati pada Selasa (5/4/2022).
Menurutnya gangguan air PDAM sudah sering terjadi. Dia menyayangkan tidak pernah ada pemberitahuan dari Perumda Tugu Tirta BUMD milik Pemkot Malang itu.
"Mampet Senin, Selasa-nya mampet pet, sampai sekarang. Kalau gangguan air sering. Tahu-tahu mati," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (6/4/2022).
"Banyak aktivitas rumah tangga terganggu, nyuci enggak bisa, anak mau sekolah, otomatis air kalau pagi butuh buat masak, buat mandi," keluhnya.
Seperti warga lain, ia merasa terganggu dengan matinya pasokan air PDAM. Dia pun harus mengambil air dari rumah orang tuanya yang lumayan jauh dengan pikap.
"Ngambil air pakai mobil pikap, terus dibawa pulang lumayan jauh ke Sulfat ke rumah orang tua. Kadang ada tetangga yang nitip 3 sampai 5 galon," ujarnya.
Di perumahan lainnya, hingga hari ini pasokan air PDAM di sana masih mati. Seperti dialami Aimme Novianti warga setempat.
Aimme kegirangan ketika melihat mobil tangki air milik Perumda Tugu Tirta datang ke perumahan untuk menyuplai air bersih bagi warga.
Ia pun turut mengantri mengisi dengan menggunakan 10 galon air mineral dan ember.
"Sejak Senin mati tapi masih ada cadangan, dikira enggak lama, ternyata lama. Kami lihat struknya ternyata mati lama, Selasa malam baru datang satu tangki," katanya.
Dia juga mengatakan, sebagai ibu rumah tangga tidak adanya pasokan air bersih dari PDAM membuatnya kerepotan. Untung saja ada layanan gratis dari Perumda Tugu Tirta.
"Kemarin juga dapat dropping dari Polresta, layanan mobil tangkinya PDAM juga gratis sebagai bentuk pertanggungjawaban. Kalau mati gini ya sebagai ibu rumah tangga nyuci susah, mandi harus nggotong dulu, kalau enggak keluar ya harus ngangsu, aktivitas kesehariannya terganggu," ujarnya.
Ketua RT 17, RW 11, Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji Hariyono mengungkapkan bahwa ada 90 Kepala Keluarga yang terdampak akibat suplai air PDAM mati di wilayahnya.
"Ya sekitar 200 warga yang terdampak, kalau di RT saya 90 KK, mayoritas terdampak air PDAM yang mati," ungkapnya.
Di sisi lain Unit Pelayanan Driver Tangki Perumda Tugu Tirta Hengki Rimba mengungkapkan, selama hari Rabu ini pihaknya mendistribusi 9 ribu liter.
Air itu dibagi dalam dua mobil tangki berkapasitas masing-masing 4 ribu liter dan 5 ribu liter.
"Untuk sementara ini ada dua unit di blok L1 sampai blok K2 sekarang geser lagi ke blok N. Hari ini sementara satu unit masih cukup, cuma kalau ada kekurangan pasokan kami akan kirim lagi," katanya.
(dpe/iwd)