Kecewa Keputusan AHY, DPC Demokrat: Apa Mas Emil Kader Asli?

Kecewa Keputusan AHY, DPC Demokrat: Apa Mas Emil Kader Asli?

Faiq Azmi - detikJatim
Senin, 04 Apr 2022 16:55 WIB
Musda Demokrat Jatim
Musda Demokrat Jatim/Foto: Faiq Azmi
Surabaya -

Sejumlah DPC Partai Demokrat di Jatim masih menyesalkan keputusan DPP Demokrat yang menunjuk Emil Elestianto Dardak sebagai ketua. DPC menanyakan soal loyalitas Emil Dardak.

"BPOKK (Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan) bilang soal loyalitas. Sekarang kita tanya, apa Mas Bayu Airlangga tidak loyal? Mas Bayu jelas kader orisinal, kader asli Demokrat, apa iya itu bukan loyalitas?," kata Ketua DPC Demokrat Kabupaten Kediri Yakup dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Senin (4/4/2022).

"Coba lihat, apakah Mas Emil kader asli Demokrat? Pernah di beberapa partai, saya kira kalau alasan DPP loyalitas tidak masuk akal. Mas Bayu jelas membesarkan Demokrat lebih lama," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yakup juga menyoal terkait jumlah dukungan saat Musda Demokrat Jatim. Dalam Musda yang digelar 20 Januari 2022 lalu, Bayu Airlangga meraih dukungan 25 DPC, unggul jauh atas Emil Dardak yang meraih 13 dukungan DPC.

Tidak hanya itu, Yakup juga mempertanyakan, kapan Emil Dardak mendaftar sebagai Bacalon Ketua Demokrat Jatim.

ADVERTISEMENT

"Bahwa dalam Musda penetapan bacalon diputuskan dan ditetapkan oleh DPP selambat-lambatnya 7 hari sebelum Musda. Lah ini saja kami semua sampai dengan H-1 pelaksanaan Musda, setahu kami hanya Mas Bayu yang telah mendaftar, karena tidak pernah disampaikan Mas Emil mendaftar. Tahu tahu pas pelaksanaan Musda diumumkan ada dua calon," ungkap Yakup.

"Jelas dalam PO 02/2021, di bab pencalonan ketua Demokrat, ayat tiga tertulis selambat-lambatnya bacalon harus mendaftar H-7 Musda. Kami tahu, hanya Bayu yang mendaftar, Emil kapan? Tidak pernah ada," sambungnya.

Yakup juga menyayangkan sikap tidak demokratis Tim 3 DPP yang dimotori Ketum AHY, Sekjen Teuku Rafli Harsya, dan Ketua BPOKK Herman Khaeron dalam penentuan ketua Demokrat Jatim.

"Saat sambutan, Pak Ketum menyampaikan Musda akan berjalan demokratis, tapi nyatanya berlawanan dengan arti demokratis itu sendiri," terangnya.

Sementara Ketua DPC Demokrat Nganjuk M Fauzi Irwana mengungkapkan kekecewaannya usai DPP menunjuk Emil sebagai Ketua Demokrat Jatim. Fauzi menyebut, janji DPP soal Musda berjalan demokrasi hanya omong kosong.

"Tentu kami kecewa, apa yang disampaikan di awal bahwa pemilihan Musda secara demokrasi, tapi nyatanya kayak gini. Teman-teman 25 DPC sangat kecewa dengan keputusan ini," kata Fauzi.

Fauzi mengatakan, DPC-DPC pendukung Bayu Airlangga tidak menjelaskan di mana letak kekurangan menantu Pakde Karwo tersebut. Apalagi, jumlah dukungan juga terpaut jauh.

"Kami gak tahu letak Bayu tidak terpilih di mananya? Mereka mengacu ke PO, kami Musda 20 Januari, 25 DPC lawan 13 DPC itu harusnya jadi pertimbangan utama di Jatim. Kalau soal loyalitas, boleh diadu, Mas Bayu loyal ke AHY. Setiap Mas Bayu turun ke lapangan selalu menyampaikan loyal ke AHY, apalagi saat KLB dulu. Kalau Emil sama Bayu, ya jauh, lebih loyal Mas Bayu," tegasnya.

Fauzi menyebut, adanya potensi kekuatan Demokrat di Jatim terbelah akibat DPP tidak mendengarkan aspirasi di bawah.

"Kalau DPP tidak mendengarkan aspirasi di bawah, sangat potensi pengurus mundur atau pindah partai. Sebenarnya Ketum AHY baik, tapi saya kira ada pihak yang jadi begal politik, ya yang ada di sekitar Mas AHY itu yang memengaruhi. Toh kemarin kenapa bukan Mas AHY yang ngumumin? Kok malah BPOKK? Kami prinsipnya loyal sama Mas AHY," tandasnya.




(abq/dte)


Hide Ads