Khofifah Sampaikan LKPJ 2021, Begini Kinerja Pemprov pada 2021

Khofifah Sampaikan LKPJ 2021, Begini Kinerja Pemprov pada 2021

Faiq Azmi - detikJatim
Senin, 28 Mar 2022 23:19 WIB
Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak saat berbincang sebelum pembacaan nota LKPJ di DPRD Jatim.
Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak berbincang sebelum pembacaan nota LKPJ. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Nota Penjelasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) akhir Tahun Anggaran 2021 kepada DPRD Jatim. Dia menyebutkan, kinerja Pemprov Jatim tahun 2021 menunjukkan persentase pencapaian target sebesar 96,41% dari total 2.619 indikator.

Artinya, ada sebanyak 2.523 indikator target yang berhasil dicapai Pemprov Jatim pada tahun anggaran 2021.

"Berkat kerja keras kita bersama, Pemprov Jatim berhasil merealisasikan pendapatan 2021 sebesar Rp 34,2 Trilliun atau mencapai 103.97 persen dari target semula Rp 32,9 trilliun," kata Khofifah di Kantor DPRD Jatim, Senin (28/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Khofifah, capaian pada 2021 lalu meningkat 4,42% dari tahun 2020 sebesar 91,99%. Ia juga menyatakan, capaian pendapatan APBD Jatim 2021 menduduki posisi tertinggi secara prosentatif tingkat nasional.

Detailnya, realisasi Pendapatan Daerah 2021 dari komponen PAD mampu terealisasi Rp 18,9 trilliun setara 110,58% dari target Rp 17,1 trilliun. Disusul kemudian pendapatan transfer terealisasi Rp 15,1 trilliun atau 97,12% dari target Rp 15,6 trilliun dan lain-lain pendapatan daerah yang sah mencapai Rp 150,5 milliar atau 75,2% dari target Rp 200,2 milliar.

ADVERTISEMENT

"Capaian pendapatan APBD yang menempati peringkat pertama secara prosentatif tertinggi secara nasional yaitu 103,97 persen disusul peringkat kedua Provinsi Gorontalo 102,28 persen dan Jabar diperingkat ketiga 102,07 persen," ujarnya.

Khusus PAD sendiri, komponen dari pajak daerah tercapai Rp 15,4 trilliun atau 108,25% dari target Rp 14,2 trilliun. Selain PAD, pendapatan daerah juga disumbang oleh retribusi daerah yang terealisasi Rp 110,9 milliar atau 100,5% dari target Rp 110,3 milliar, disusul Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan tercapai Rp 408,6 milliar atau 101,02% dari target Rp 404,5 milliar serta lain lain PAD yang sah tercapai Rp 3 trilliun atau 126,59% dari target Rp 2,3trilliun.

Sementara kinerja belanja daerah dalam perubahan APBD TA 2021 yang direncanakan sebesar Rp 36,6 trilliun terealisasi sebesar Rp 33,8 trilliun atau 92,44% terdiri dari belanja operasional, belanja modal, belanja tidak terduga, serta belanja transfer.

Selanjutnya, Khofifah mengurai kondisi makro ekonomi Jatim tahun 2021, di mana Jatim tetap menjadi lokomotif perekonomian nasional dan berkontribusi 14,48% terhadap PDB Indonesia dan sebesar 25,01% terhadap PDRB Pulau Jawa.

Dia menyampaikan, Nilai Ekspor Jatim per Desember 2021 mengalami peningkatan 14,97% dibanding Desember 2020. Dibandingkan Desember 2020 nilai ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 30,12%.

Perdagangan antarpulau dan antarprovinsi menjadi kekuatan perdagangan di Jatim. Dari Bulan Januari-Desember 2021 menunjukkan neraca perdagangan antardaerah Jawa Timur meningkat signifikan sebesar 159,01% dari Rp 91,16 triliun menjadi Rp 236,11 triliun.

"Kami berusaha setiap bulan memaksimalkan misi dagang antara Jatim dengan provinsi lain yang ada di Indonesia guna meningkatkan perekonomian Jatim dan mitra dagang," jelasnya.

Kinerja realisasi investasi periode tahun 2021 juga tumbuh sebesar 1,5% yakni Rp 79,5 trilliun yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 27 trilliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 52,5 trilliun.

"Realisasi investasi Jatim mengalami peningkatan yang sangat signifikan, bahkan realisasi investasi Jatim pada tahun 2021 tertinggi dalam rentang waktu 5 tahun terakhir," sebutnya.

Khofifah juga menjabarkan penjelasan realisasi capaian kinerja 11 Indikator Kinerja Utama (IKU) 2021 meliputi IKU Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Theil, Presentase Penduduk Miskin, Indeks Gini, Indeks Pembangunan Gender, Indeks Pembangunan Manusia, Presentase Tingkat Pengangguran Terbuka.

Juga, Indeks reformasi birokrasi, indeks kesalehan sosial, indeks kualitas lingkungan hidup dan indeks resiko bencana.

Mengenai realisasi capaian IKU pertumbuhan PDRB atau laju pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2021 mampu melesat dan bangkit dari guncangan ekonomi di tahun sebelumnya. Kebangkitan dan pemulihan ekonomi pada 2021 tergambar dari ekonomi Jatim yang berhasil tumbuh 3,57% setelah terkontraksi 2,33% di tahun 2020.

Sehubungan tingkat ketimpangan wilayah di Jatim pada 2021 yang mana alat ukurnya menggunakan Nilai Indeks Theil. Ketimpangan di Jatim tergolong rendah yakni di bawah 0,4 di tahun 2020, akan tetapi tahun 2021 Indeks Theil Jatim mampu tumbuh sebesar 0,312.

"Kondisi ini menunjukkan bergeliatnya perekonomian di 2021 terutama pada wilayah perkotaan sehingga wilayah atau kabupaten/kota yang menjadi sumber pertumbuhan di Jatim tumbuh diatas provinsi. Kota Surabaya dengan kontribusi jasa dan perdagangannya, Kota Kediri dengan produk industrinya merupakan penyumbang perekonomian terbesar di Jatim telah tumbuh cepat untuk recovery pasca hantaman COVID-19," ujarnya.

Terkait IKU Persentase Penduduk Miskin juga berhasil dilalui sehingga mampu menekan angka kemiskinan. Hasil perjuangan bersama semua pihak di tahun 2021 Jatim berhasil menurunkan kemiskinan tertinggi secara nasional sebesar 313,13 ribu jiwa atau 30% dari total penurunan kemiskinan nasional.

"Capaian tahun 2021 ini juga menjadi pencapaian tertinggi penurunan kemiskinan dalam sepuluh tahun terakhir, sekaligus menjadi capaian tertinggi penurunan kemiskinan pedesaan yakni 1,37 persen. Kemampuan menekan laju kemiskinan dan menurunkan ketimpangan sosial memperlihatkan keberhasilan Jatim mendorong proses pembangunan yang inklusif," urainya.

Untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2022 juga tumbuh 0,60% sebesar 72,14%. Meningkat 0,43 poin dibandingkan capaian tahun 2020. Pemulihan ekonomi sosial, lanjut Khofifah membawa pengaruh terhadap pembangunan manusia di Jatim.

Peningkatan pertumbuhan IPM Tahun 2021 dipengaruhi oleh meningkatnya seluruh indikator pembentuknya seperti indeks kesehatan, pendidikan, pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan.

IKU Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga menjadi perhatian yang terus digarap Pemprov Jatim. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jika TPT di Jatim tahun 2021 sebesar 5,46% turun 0,1% poin dibanding tahun 2020. Secara nasional, angka TPT Jatim konsisten lebih rendah dibandingkan TPT Nasional tahun 2021 sebesar 6,49%.

Selain itu selama kurun waktu 2021 Pemprov Jatim telah berhasil meraih 76 penghargaan dalam berbagai urusan pembangunan yang terdiri dari 2 penghargaan internasional, 71 penghargaan tingkat nasional, dan 3 penghargaan dari lembaga non pemerintah.

"Penghargaan ini bukan satu satunya alat ukur, melainkan menjadi bukti adanya pengakuan terhadap sejumlah keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah mencakup aspek pelayanan umum, kesejahteraan masyarakat maupun daya saing daerah," imbuhnya.

Di akhir paparannya Khofifah menjelaskan, bahwa Substansi dari LKPJ Tahun 2021 adalah mengukur capaian dalam implementasi RKPD Tahun 2021. Di mana, RKPD 2021 merupakan penjabaran tahun ketiga dari RPJMD 2019-2024.

"Capaian tahun 2021 menunjukkan persentase pencapaian target sebesar 96,41 persen dari 2.619 indikator, sebanyak 2.532 indikator mencapai target. Capaian tahun 2021 ini meningkat 4,42 persen dari tahun 2020 sebesar 91,99 persen," ujarnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads