Seorang guru di Lumajang Ribut Santoso viral di media sosial. Dalam video itu Pak Ribut, sapaan akrabnya, berinteraksi dengan muridnya menjelaskan tentang Kaum Sodom Nabi Luth kepada siswanya. Pak Ribut sendiri sebenarnya termasuk pengguna baru media sosial.
"Jadi begini ceritanya, selain guru saya itu juga penari latar dan punya usaha persewaan kostum tari. Begitu pandemi, saya tidak bisa berkarya, usaha saya sepi. Kebetulan saya itu iseng-iseng mengunggah video siswa di sekolah saya. Karena mereka di video itu lucu-lucu tingkahnya, setelah saya upload kok tiba-tiba viral," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (25/3/2022).
Ribut mengatakan dia aktif mengunggah konten video di YouTube sejak 7 bulan lalu. Sedangkan di TikTok, dia mengaku baru membuka akun dan mulai aktif mengunggah beragam konten video sejak 5 bulan yang lalu atau sekitar Oktober 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum video penjelasan Kaum Sodom itu viral dan mengundang banyak komentar pro-kontra netizen TikTok, sejumlah video di akun pribadinya R_DancerManagement juga cukup ramai ditonton. Karena itulah dia terus membuat konten serupa. Dia memastikan, proses pengambilan video itu selalu dilakukan di luar jam pelajaran.
"Kalau motivasi saya, karena saya ini usaha dan juga guru, ya, saya ingin menjadi orang yang sukses. Menjadi orang yang dipanut dan menjadi contoh orang lain kesuksesannya. Terus ingin membanggakan keluarga, kedua orang tua, juga membanggakan orang-orang di sekeliling saya, juga anak didik saya di sekolah. Begitu," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Agus Salim menegaskan, guru aktif di media sosial itu tidak dilarang. Menurutnya itu adalah hak dari masing-masing guru. Apalagi kalau itu dilakukan oleh seorang guru tidak tetap untuk menambah penghasilan.
"Di medsos bisa mendapatkan penghasilan tambahan itu sah-sah saja. Itu hak mereka. Yang kami soal bukan itu, tapi siapa pun lah hati-hati mengunggah sesuatu di medsos. Karena sekarang kan ada undang-undang ITE. Selama tidak menyinggung masyarakat enggak ada masalah. Kalau saya lihat ini malah jadi guyonan. Dari sisi konten menurut saya tidak menyalahi," ujarnya.
Agus mengaku sudah melihat utuh video TikTok asli yang diunggah oleh Ribut. Menurutnya dalam hal mengajar seperti terlihat di video itu, apa yang disampaikan Ribut sudah benar. Apalagi pembahasan tentang Kaum Sodom Nabi Luth itu adalah materi pelajaran Agama Islam yang harus disampaikan apa adanya.
"Saya sudah melihat utuh yang TikTok itu. Jadi Pak Ribut itu sudah benar mengajarnya, membahas materi yang diujikan tentang Agama Islam. Nabi Luth memang punya kaum yang namanya Kaum Sodom. Ya, benar. Dia (Ribut) tanya apa kaum sodom itu? Lalu dijawab anak-anak. Ketika (video itu) dipotong-potong, itu yang akhirnya jadi masalah," ujar Agus.
Menurutnya, materi tentang Kaum Sodom itu merupakan bagian dari mata pelajaran Agama Islam yang diujikan dalam ujian atau Penilaian Tengah Semester (PTS). Pelajaran Agama Islam yang berkaitan dengan sejarah itu, kata Agus, memang sudah seharusnya disampaikan apa adanya.
"Kalau melihat video yang itu, yang disampaikan memang materi pelajaran Agama Islam, bukan pengenalan tentang seksual. Karena kalau untuk pendidikan khusus atau sexual education itu belum ada. Saya kira memang belum saatnya untuk anak-anak itu, karena penerjemahannya bisa bermacam-macam," ujarnya.
Agus memang sempat memanggil Ribut Santoso ke kantornya. Tapi dia tidak memberikan sanksi apapun. Dia hanya mengklarifikasi video yang viral itu dan setelah tahu bagaimana duduk perkara sebenarnya dia mengingatkan kepada Ribut agar lebih berhati-hati lagi mengunggah konten-konten yang sensitif, yang bisa menyinggu masyarakat.
Kepala Dispendik Lumajang itu memanggil Ribut Santoso karena ada pengaduan masyarakat tentang video Pak Ribut. Warga itu mempertanyakan apakah pendidikan seksual kepada anak-anak usia SD yang dilakukan Ribut itu sudah benar? Agus pun mengklarifikasi, apa yang disampaikan Pak Ribut bukanlah pendidikan seksual melainkan bagian dari materi Pendidikan Agama Islam.
(dpe/iwd)