Puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Malang. Mereka menuntut pencopotan Menteri Perdagangan M Lutfi. Para mahasiswa menilai mendag tak bisa mengatasi kelangkaan dan mahalnya minyak goreng.
Dalam aksinya, mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang itu membawa poster berisi kritikan kinerja Mendag Lutfi. Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.
Korlap aksi, Rahmat Madubun mengatakan aksi yang diikuti kader HMI dari delapan kampus di Malang ini menuntut Presiden Joko Widodo mencopot M Lutfi sebagai Mendag
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahmat menilai pencopotan mendag ini layak, apa lagi usai Lutfi melakukan kebijakan penghapusan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng sebesar Rp 14 ribu per kilogram.
"Kami meminta Presiden Jokowi mencopot Mendag (M Lutfi). Di luar itu, kami juga meminta adanya transparansi dana Pokir (pokok pikiran) DPRD Kota Malang," ujar Rahmat kepada wartawan di sela aksi, Selasa (22/3/2022).
Menurut Rahmat, pencabutan HET minyak goreng menjadi Rp 14 ribu per liter membawa dampak besar. Masyarakat kini kesulitan mendapatkan minyak goreng dan harganya mahal.
![]() |
Sehingga, mahasiswa menganggap Mendag M. Lutfi sebagai orang yang paling bertanggungjawab dalam persoalan ini.
"Pencabutan HET minyak goreng, yang kedua ada dua orang ibu-ibu di Kalimantan, yang meninggal dunia karena antre minyak goreng. Itu yang melatarbelakangi kita melakukan aksi hari ini," tegasnya.
Selama unjuk rasa, mahasiswa terus berorasi menuntut agar Presiden Joko Widodo mengganti Mendag yang gagal mengatasi persoalan minyak goreng. Apa lagi saat ini harga minyak goreng kembali naik.
Massa sempat terlibat aksi dorong dengan kepolisian karena berniat membakar ban usai aspirasinya bertemu Ketua DPRD Kota Malang gagal. Setelah sempat terlibat saling dorong, para mahasiswa akhirnya berhasil membakar ban bekas depan DPRD Kota Malang.
Rahmat menyatakan, aksi dorong dengan aparat keamanan yang terjadi, karena pimpinan DPRD Kota Malang tak kunjung keluar menemui mahasiswa. Justru yang terjadi adalah tiga anggota DPRD Kota Malang yang diajukan keluar untuk melakukan audiensi dengan mahasiswa.
"Pimpinan (DPRD) sengaja mengadu-domba kami dengan alumni. Maka kami tolak, kami ingin pimpinan menemui untuk audiensi langsung karena Ketua DPRD yang sedang berada di Surabaya," tandasnya.
(hil/iwd)