Pikap terbalik pengangkut 27 pekerja perkebunan kentang di Ijen, Bondowoso, menewaskan 5 orang dan belasan penumpang lainnya luka. Diduga, mobil tersebut kelebihan penumpang.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata yang juga penumpang pikap, kendaraan tersebut memang sudah sering oleng sejak berangkat dari lokasi.
"Mulai dari atas (Ijen) memang sudah sering miring-miring mas," terang Arif, salah seorang saksi mata saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (22/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksi yang juga salah satu penumpang itu menambahkan, penumpang mobil terbuka itu memang berjejal. Karena untuk mengangkut para pekerja kebun kentang.
"Ya setiap hari memang pulang pergi ke Ijen, untuk kerja kebun kentang," imbuh Arif.
Sementara saksi mata lain mengungkapkan, pikap tersebut dari kejauhan memang sering berjalan oleng. Terutama saat menikung dan jalanan menurun.
"Saya kebetulan pas ada di belakangnya. Kan kelihatan dari belakang saat miring-miring (Jalannya)," aku Riyanto, saksi mata yang mengaku naik sepeda motor persis di belakang mobil saat kejadian.
Rata-rata, tambah dia, penumpang mobil bak terbuka tersebut ada yang duduk, ada pula yang berdiri saling berpegangan satu sama lain saat kendaraan melaju.
"Para penumpang ada yang berdiri dan duduk. Mereka saling berpegangan tangan sebelum kecelakaan," ujar Riyanto.
Sebelumnya kecelakaan tunggal terjadi di jalan raya Desa Gunung Anyar, Tapen Bondowoso, sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (21/3/2022). Pikap jenis Grand Max Nopol P-8347-A mengangkut 27 penumpang terbalik hingga menewaskan 5 orang dan korban luka.
Penumpang merupakan buruh perkebunan kentang di dataran tinggi Ijen ini hendak pulang ke rumahnya di wilayah Taman Krocok. Diduga kelebihan penumpang, mobil oleng lalu terbalik.
(fat/fat)