Jembatan Lembah Dieng Kota Malang, kondisinya mengkhawatirkan. Pasalnya, satu pilar penyangga jembatan tak berdiri sempurna, akibat tergerus arus sungai.
Warga mengkhawatirkan tiang penyangga itu benar-benar roboh. Maka akan mengganggu konstruksi jembatan dan bahkan bisa ambruk sewaktu-waktu.
Naiknya debit air sungai akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Malang beberapa hari terakhir, diduga menggerus pondasi tiang penyangga jembatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, satu tiang penyangga jembatan yang menjorok di bibir sungai, sudah dalam kondisi menggantung. Tinggal satu tiang penyangga lain, yang menopang konstruksi jembatan sepanjang 124 meter itu.
"Satu tiang ambrol. Sebelumnya juga pernah," ujar Lurah Pisang Candi, Erwin Daniel kepada wartawan, Sabtu (19/3/2022).
Warga memasang tali rafia di sisi tiang penyangga ambrol, sebagai penanda supaya pengendara hati-hati jika melintas di atas jembatan.
"Warga berharap segera ada perbaikan, takutnya semakin parah dan menyebabkan jembatan runtuh," terang Daniel.
Lepasnya salah satu tiang penyangga jembatan yang berada di Jalan Terusan Dieng, Kecamatan Sukun, Kota Malang ini sampai ke telinga Komisi C DPRD Kota Malang. Mereka datang untuk melihat langsung kondisi jembatan.
"Salah satu tiang penyangga menggantung. Sesuai informasi kami terima, ini bukan yang pertama kali," ujar Sekretaris Komisi C, Wanedi saat dikonfirmasi terpisah.
Ia menilai keberadaan jembatan tersebut sangat rawan ambrol jika tak segera diperbaiki. Karena satu tiang berfungsi sebagai penyangga ambruk.
"Kalau pilarnya itu jatuh maka itu akan menarik jembatannya sehingga menurut saya ini harus segera diperbaiki. Kami mendorong, agar jembatan segera direhab total," kata Wanedi.
Wanedi mengaku, saat sidak ke jembatan Lembah Dieng, pihaknya bertemu dengan warga, pengembang Perum Lembah Dieng, serta pihak kelurahan setempat. Di situ, pengembang menyanggupi untuk segera melakukan perbaikan.
"Saat datang ke sana, kami bertemu dengan pihak pengembang. Dan sanggup untuk segera melakukan perbaikan," pungkas Wanedi.
(sun/sun)