Warga Desa Sogo, Kecamatan Babat membuat palang pintu perlintasan Kereta Api (KA) semi otomatis. Mereka berinovasi dengan barang bekas.
Sebab sering terjadi kecelakaan di perlintasan KA tanpa palang pintu. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kejadian terakhir beberapa waktu lalu. Ketika ada warga kami yang mudik dari rantau naik mobil sedan dan tertabrak KA saat melintas akan masuk desa," kata Tamuzi, salah seorang warga Desa Sogo kepada wartawan, Jumat (18/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga, kata Tarmuzi, banyak yang merasa khawatir saat melintas di jalur KA tak berpalang pintu. Perlintasan KA itu berada tepat di jalan utama masuk desa.
"Bagaimana tidak khawatir Mas, perlintasan itu tepat berada di jalan utama masuk desa dan desa kami termasuk salah satu desa yang padat penduduk," ujar Tarmuzi yang juga perangkat desa setempat.
Dari sejumlah kejadian itu, terang Tarmuzi, warga kemudian mencari cara agar kejadian serupa tidak terulang. Memanfaatkan barang bekas seperti roda sepeda lengkap dengan jerujinya, dan juga besi, warga mendesain palang pintu itu menjadi semi otomatis.
"Ketika kereta api akan lewat, penjaga perlintasan KA tinggal meng-engkol roda yang terhubung sedemikian rupa dengan 2 palang pintu yang berada di kiri kanan rel KA. Secara otomatis 2 palang pintu KA itu akan menutup dua-duanya," tutur Tarmuzi menjelaskan tentang mekanisme kerja palang pintu itu.
Demikian pula ketika KA sudah berlalu, penjaga palang pintu tinggal 'mengayuh' roda berengkol sehingga palang pintu pun terbuka secara bersamaan. Roda sepeda berjeruji yang dihubungkan dengan tali di kedua sisi palang pintu KA itulah, yang akan mengatur apakah palang pintu KA akan membuka atau menutup.
"Dengan adanya palang pintu ini, warga yang melintas pun bisa bernapas lega karena bisa tahu kalau-kalau kereta akan lewat. Penjaga juga bisa langsung mengingatkan warga sambil membuka atau menutup palang pintu KA," tuturnya.
Kabid Angkutan Darat Dishub Lamongan Tony Ariantoro mengapresiasi apa yang dilakukan oleh warga Desa Sogo. Tony juga membenarkan, di perlintasan sebidang yang melintang antara Lamongan hingga Bojonegoro sering terjadi kecelakaan.
"Karena sepanjang antara Lamongan dengan perbatasan Bojonegoro ini sering sekali terjadi kecelakaan di perlintasan sebidang tanpa palang pintu. Sehingga apa yang dilakukan oleh warga Desa Sogo ini patut untuk dicontoh," ungkap Tony.
Tony menyebut, pemasangan palang pintu semi otomatis di Desa Sogo ini juga menunjukkan sinergitas antara pemerintah Desa Sogo, Dinas Perhubungan dan PT KAI untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang tanpa palang pintu.
"Ke depan dengan keberadaan palang pintu semacam ini, kami ingin zero accident di perlintasan sebidang rel KA," pungkasnya.
(sun/sun)