Sebanyak 30 persen ruas jalan yang dikelola Pemerintah Daerah Tulungagung mengalami kerusakan. Proses perbaikan sempat terkendala akibat refocusing anggaran untuk penanganan COVID-19.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Robinson Nadeak, mengatakan, dari 1.024 ruas jalan milik kabupaten, hanya 70 persen yang kondisinya baik.
"Kondisi jalan hampir 70 persen yang bagus, hanya saja memang setiap tahun perlu pemeliharaan," kata Robinson, Jumat (18/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ruas jalan yang mengalami kerusakan parah tersebar di 18 titik, di antaranya di Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol, Desa Pajerejo Kecamatan Rejotangan, Desa Balesono Kecamatan Ngunut dan beberapa lokasi lain.
Terkait kerusakan tersebut, pihaknya mengaku telah menyiapkan dana sekitar Rp 100 miliar pada tahun anggaran 2022.
"Mudah-mudahan ya, di program penjabaran hampir Rp 100 miliar," ujarnya.
Sementara itu Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, saat meninjau kerusakan jalan di Kecamatan Ngunut, mengakui adanya kerusakan jalan di wilayahnya. Pihaknya berdalih kondisi tersebut diakibatkan oleh anomali cuaca, sehingga ruas jalan sering tergenang air.
Di sisi lain, kondisi lingkungan di sekitar ruas jalan kabupaten tersebut tidak didukung dengan sistem drainase yang memadai. Sehingga kondisi aspal menjadi rusak dan berlubang.
![]() |
"Ini perlu segera ditangani, karena jalan adalah fasilitas umum untuk transportasi. Kami khawatir banyak kecelakaan akibat jalan rusak ini," jelasnya.
Pihaknya mengklaim sistem pemeliharaan jalan terus berjalan, Dinas PUPR rutin melakukan penambalan jalan yang rusak dan berlubang. Namun perbaikan tersebut tidak berumur panjang, karena jalan kembali rusak.
"Memang curah hujan (penyebabnya). Sebenarnya kami perbaiki, tapi ya rusak terus aspalnya. Ini sebenarnya ada saluran tapi tidak difungsikan. Jadi, memang perlu ada kesadaran masyarakat untuk ikut mengamankan badan jalan," imbuhnya.
Pihaknya mengaku tidak akan tinggal diam terkait jalan yang rusak tersebut. Ditargetkan proses perbaikan akan tuntas sebelum lebaran dua bulan mendatang.
"Ini akan kami perbaiki, apalagi sebentar lagi puasa dan lebaran, sehingga banyak aktivitas masyarakat, kalau tidak kami cicil perbaikan pasti banyak komplain," imbuh Maryoto.
Maryoto juga mengakui perawatan jalan kabupaten mengalami sejumlah kendala, mulai dari faktor cuaca hingga keterbatasan anggaran. Bahkan akibat adanya refocusing APBD untuk penanganan COVID-19, membuat alokasi anggaran di Dinas PUPR ikut terpangkas.
"Mau tidak mau ya terpengaruh jumlahnya, refocusing itu untuk kesehatan. Kesehatan itu urusan wajib dan paling utama," jelasnya.
(hil/hil)