Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT) kembali akan menggelar aksi mogok dan demo terkait permasalahan UU Over Dimension and Over Loading (ODOL). Aksi ini akan dilakukan pada tanggal 9 hingga 11 Maret.
Penanggung jawab GSJT, Supriyono saat dikonfirmasi membenarkan rencana aksi itu. Ia menyebut demo akan diawali dengan aksi mogok pada Rabu (9/3) hingga Kamis (10/3).
"Iya, besok kami mogok kerja tanggal 9 dan 10. Kalau aksinya tanggal 11," beber Supriyono kepada detikJatim, Selasa (8/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada aksi mogok ini, lanjut Supriyono, para sopir truk akan memarkir truk mereka di titik yang disediakan. Total ada 11 titik tempat parkir truk yang disediakan di berbagai daerah Jatim.
Ke-11 titik ini yakni di Kalianak, Jalan Ambeng-ambeng KM 3 Bunder Gresik-Lamongan, Buduran Sidoarjo, Arteri Porong, Exit Tol Pasuruan, Ringroad Mojoagung, Bypass Nganjuk, Jalur Pantura, Terminal Kapuran, Kalibaru Banyuwangi, Sukowidi Banyuwangi.
Menurut Supriyono, aksi mogok ini dilakukan agar ada itikad baik dari Pemprov Jatim. Itikad yang dimaksud adalah melakukan pertemuan untuk membahas permasalahan UU ODOL dengan sopir.
"Harapannya di tanggal 9 dan 10 ada itikad baik dari pemprov untuk bertemu dengan kawan-kawan mendiskusikan terkait masalah yang ada," jelas Supriyono.
"Tapi kalau dari pemprov tak ada hasil, kami akan aksi tanggal 11," imbuhnya.
Supriyono menambahkan jika jadi demo, pihaknya akan mengerahkan sekitar 2 ribu unit truk dari berbagai daerah di Jatim. Adapun sasaran utama aksinya yakni Kantor Gubernur Jatim, Surabaya.
"Kami akan bergerak ke Surabaya. Sasaran utama di kantor Gubernur," kata Supriyono.
Selain Kantor Gubernur Jatim, ribuan truk itu juga akan berkumpul di sejumlah titik. Antara lain Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Ketapang, jalan masuk Bandara Juanda, exit Tol Waru, exit Tol Margomulyo dan exit Tol Romokalisari.
Supriyono juga meminta maaf jika nantinya para sopir benar-benar melajukan demo dan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Namun, pihaknya telah menyerahkan ke kepolisian terkait jalur alternatif bagi kendaraan lainnya.
"Ya, kami minta maaf kalau terganggu. Karena keadaan ini kan terpaksa. Soal arus lalu lintas kami serahkan ke pihak kepolisian untuk mengamankan jalur yang lain," tandas Supriyono.
(abq/iwd)