Barno, Kepala Desa Bringinan, Jambon, Ponorogo mengamuk di akun Facebook-nya. Pasalnya puluhan siswa SD setempat terlantar saat akan pembelajaran tatap muka karena guru terlambat masuk.
Kekesalan Barno itu diungkapkan melalui postingan sebuah video dan 2 foto yang menampilkan para siswa SD terlantar dan hanya duduk-duduk di teras sekolah karena menunggu para guru datang padahal pukul sudah menunjukkan 07.15 WIB.
"Sabtu (5/3/2022) ini sudah jam 7.15 menit, guru belum ada, kepala sekolah belum ada. Anak-anak terlantar di luar di SDN Bringinan. Saya selaku kepala desa tidak terima kalau seperti ini. Masuknya jam berapa harus jelas. Masyarakat harus diberi tahu jelas, jangan ngawur mendidik itu. Terima kasih," demikian keterangan Barno yang dikutip detikJatim, Senin (7/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dikonfirmasi, Barno membenarkan postingan tersebut karena merasa jengkel dengan kejadian tersebut.
"Memang saya unggah di FB Rahardi Subarno Barno, itu milik saya," beber Barno.
Barno mengungkapkan saat ini kepala SDN Bringinan dijabat Plt karena Kepala sekolah terdahulu telah pensiun. Sedangkan Plt kepala sekolah saat ini dinilai tak mengerti persoalan yang dialami.
"Kemarin pada waktu kasek definitif, sekarang kasek pensiun sekarang ganti Plt. Kalau Plt mohon maaf kurang tahu persoalan yang di SD itu," terang Barno.
Menurut Barno, kejengkelannya ini karena sebagai Kades serta selaku orang tua dari masyarakat Desa Bringinan. Apalagi kantor desa berhadapan langsung dengan SDN Bringinan sehingga melihat langsung dengan kejadian ini.
"Saya melihat kepala mata saya sendiri guru seringkali telat, jam 7.15, 7.30 bahkan 7.55 WIB," ujar Barno.
"Saya sudah pernah protes ke guru langsung, ke UPT juga langsung ditindaklanjuti, tapi sampai sekarang belum ada perubahan sama sekali," tandas Barno.
Barno mengaku memaklumi kondisi Pandemi COVID-19. Meski demikian ia berharap agar para guru bisa disiplin datang ke sekolah sehingga siswa tidak terlantar.
"Saya inginnya guru disiplin, jam masuk sekolah tepat waktu. Guru ini kan digugu dan ditiru," harap Barno.
Ia kemudian mengungkapkan pada Hari Sabtu (5/4) bahkan pintu kelas masih terkunci. Ini karena tukang kebun sekolah yang membawa kunci tidak masuk karena anaknya tengah sakit.
Padahal, lanjut Barno, kunci tersebut telah dititipkan tukang kebun ke salah satu guru. Namun guru yang dititipi kunci malah telat datang ke sekolah sehingga para siswa tidak bisa masuk ke kelas.
"Waktu Sabtu kemarin kunci dititipkan guru, jadi siapa yang lebih dulu," pungkas Barno.
(abq/abq)