Bus Sumber Kencono, bus yang dikenal gesit dan ugal-ugalan di jalan memang tak ada duanya. Sopir bus disebut tidak 'mengenal rem' dan membawa penumpangnya tiba di tempat tujuan dengan cepat dengan melanggar batas kecepatan.
Apalagi, harga tiketnya murah meriah mulai dari Surabaya, Madiun, Solo hingga Yogyakarta. PO Sumber Kencono salah satu perusahaan bus dari Sidoarjo, Jawa Timur. Berdiri tahun 1981 dengan pemiliknya Setyaki Sasongko.
Sering dianggap 'setan jalanan' namun masih saja penumpang menaiki bus tersebut. Bahkan menjadi favorit setiap orang karena cepat tiba di tujuan. Namun di tahun 2009 kerap terjadi kecelakaan hingga tahun 2011. Bahkan selama 3 tahun itu dianggap masa kelam PO Sumber Kencono karena puluhan nyawa hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lambat laun penumpang kian hari kian berkurang. Namun bagi warga saat itu, Sumber Kencono satu-satunya kendaraan antarkota antarprovinsi (AKAP) favorit penumpang. Meski masih banyak warga yang sudah kapok naik bus tersebut.
![]() |
"Saya terpaksa naik Sumber Kencono karena ke Yogyakarta dan pulang dari KKN. Kalau umpama ada bus lain, saya pilih bus lain. Kalau naik bus satu itu rasanya jantung saya mau copot," jelas Tiha (45) warga Sidoarjo kepada detikJatim, Minggu (6/2/2022).
Dia mengaku karena naik bus Sumber Kencono, tubuhnya seperti dilempar-lempar kesana kemari. Dia menganggap naik Sumber Kencono seperti 'setor nyawa'.
"Kalau naik bus Sumber Kencono seperti 'setor nyawa'. Bayangkan, apapun di depannya disalip tanpa direm. Apalagi kalau penumpangnya banyak sampai berdiri. Wah, tubuh rasanya jatuh ke depan dan ke belakang berjamaah meski sudah berpegangan," kenangnya sambil terkekeh.
Hal senada diungkapkan Azizah (56). Dia mengaku sebagian orang suka naik bus cepat ada yang tidak suka ugal-ugalan.
![]() |
"Dulu malah ada julukan, nek ga ga banter ora sopir Bus Sumber Kencono (Kalau tidak cepat jalannya, bukan sopir Bus Sumber Kencono). Malah diplesetkan dari Sumber Kencono menjadi Sumber Bencono (Sumber Bencana)," tambahnya.
Hingga akhirnya terjadi kecelakaan di Mojokerto menewaskan 20 orang. Kecelakaan lainnya terjadi di Ngawi yang merenggut nyawa pengendara motor hingga bus dibakar massa. Warga sudah muak melihat perilaku pengemudi bus yang dianggap meremehkan nyawa manusia dan tidak menghormati pengguna jalan lainnya.
Gubernur Jawa Timur turun tangan dan mengirim rekomendasi mencabut izin trayek, meski pernah meraih penghargaan dari Presiden SBY. Akhirnya Sumber Kencono diberi sanksi pengurangan armada sebanyak 40% dalam seminggu. Namun hal itu tidak mengubah apapun, kecelakaan masih saja terjadi.
Akhirnya nama Bus Sumber Kencono diubah. Perubahan nama itu menjadi 'Sumber Selamat' atau sumbernya orang selamat tahun 2011. Namun perubahan itu tidak langsung membuat bus tidak mengalami kecelakaan.
Geram dengan kelakuan para krunya yang bisa merusak nama baik perusahaan, akhirnya dikeluarkan aturan tegas. SP3 langsung untuk para driver yang masih 'gila' dalam membawa bus. Beberapa unit armada bus juga dipasang GPS guna memantau laju kecepatan bus. Nomor pengaduan SMS Center, dipasangkan untuk mengontrol agar tidak ada driver yang berani ugal-ugalan lagi.
Nama baru tersebut bertahan selama setahun hingga akhirnya muncul nama Sugeng Rahayu sebagai pendamping dari Sumber Selamat.
Dalam bahasa Jawa, Sugeng Rahayu bermakna selamat, sejahtera, dan jauh dari musibah. Selain nama, perubahan juga terjadi pada penggunaan warna menjadi merah dan kuning. Sugeng Rahayu dan Sumber Selamat pun berdiri bersama di bawah naungan PT Selamat Sugeng Rahayu, atau yang lebih dikenal dengan Sumber Group.
Pada tahun 2014, Sugeng Rahayu memulai perjalanan kelas Patas pertamanya di rute Surabaya-Yogyakarta. Hadirnya kelas Patas ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan ekstra bagi para penumpang, terlihat dari fasilitas yang ditawarkan lebih unggul daripada kelas AC Tarif Biasa. Kelas Patas Sugeng Rahayu ini juga melayani trayek-trayek yang lebih jauh, seperti Surabaya-Yogyakarta-Bandung, Jember-Cilacap, Surabaya-Purwokerto-Bobotsari, dan Surabaya-Solo-Semarang-Indramayu.
Hasilnya, perlahan jumlah kecelakaan mulai berkurang dan kembali dipercaya oleh masyarakat. Target Zero Accident pun tercapai dan Sumber Group kini menjadi salah satu bus yang menerapkan safety maksimal bagi armada dan para penggunanya. Hingga kini, bus yang dihina tapi juga dicinta masih melaju perusahaan tersebut terus melakukan pengembangan.
(fat/fat)