Sejumlah upaya dilakukan pengelola jalur pendakian untuk menjaga kebersihan Gunung Penanggungan di Mojokerto. Namun, berbagai jenis sampah berserakan di alam tidak bisa dihindari pada momen-momen tertentu. Mulai dari tisu basah sampai botol minuman keras.
Terdapat beberapa jalur menuju ke puncak Gunung Penanggungan sekitar 1.653 mdpl. Namun, yang paling ramai dilalui para pendaki adalah jalur Tamiajeng di Kecamatan Trawas, Mojokerto karena tergolong landai. Jalur ini dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari sejak 2013.
"Memang secara kasat mata di area camp puncak bayangan (sekitar 1.200 mdpl) dan tempat-tempat berkumpul para pendaki tidak ada sampah. Alhamdulillah para pendaki sudah tertib," kata Sekretaris LMDH Sumber Lestari, Khoirul Anam kepada detikJatim, Sabtu (5/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anam menjelaskan, pihaknya melakukan beberapa upaya untuk menjaga kebersihan Gunung Penanggungan. Karena jalur Tamiajeng paling ramai dilalui para pendaki sehingga potensi masalah sampah cukup tinggi. Sebelum pandemi COVID-19, 500-700 pendaki melalui jalur ini setiap pekannya.
Pertama, LMDH Sumber Lestari memberikan pengarahan kepada masing-masing rombongan pendaki di pos 1 Tamiajeng. Selain logistik dan titik-titik rawan, mereka juga meminta para pendaki tertib membawa turun sampah yang mereka hasilkan.
"Terkait sampah, kami beri kantong plastik untuk membawa sampah turun. Bagi pendaki yang membawa turun sampah kami hadiahi stiker sebagai kenang-kenangan," terangnya.
Sampah yang dibawa turun para pendaki, lanjut Anam, dikelola LMDH Sumber Lestari. Sampah tersebut dipilah sesuai jenisnya untuk dijual sebagai barang rongsokan. Sedangkan yang tidak laku, dibakar.
"Jumlah sampah setoran para pendaki tidak menentu. Kalau sebelum pandemi, lumayan banyak. Kalau 100 Kg berbulan-bulan baru sampai," ungkapnya.
Selain itu, pemantauan kebersihan Gunung Penanggungan juga dilakukan LMDH Sumber Lestari dibantu Relawan SAR Penanggungan. Pemantauan dilakukan pada akhir pekan dan hari libur nasional saat ramai pendaki. Tentu saja mereka mengutamakan pemantauan terhadap keselamatan para pendaki.
![]() |
"Komunitas juga memantau dengan cara menjadi pendaki reguler. Kalau dibutuhkan kerja bakti, mereka melakukan. Contohnya pada momen setelah 17 Agustus yang menjadi acara paling besar di Gunung Penanggungan. Habis banyak orang tetap meninggalkan sampah," jelasnya.
Salah satunya Trashbag Community Jatim yang mempunyai 8 pengurus dan 25 anggota dari beberapa daerah. Sepanjang 2021, komunitas ini dua kali menggelar kerja bakti memungut sampah di Gunung Penanggungan. Pertama, tiga hari setelah perayaan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus lalu.
Mereka menyisir sepanjang jalur pendakian, area camping puncak bayangan, vegetasi di sekitar puncak bayangan, hingga puncak Pawitra sendiri. Kerja bakti melibatkan sekitar 20 orang dari Trashbag Community Jatim dan komunitas lainnya.
"Saat itu sampah yang terkumpul sekitar 200-300 Kg. Jenisnya mulai dari plastik, botol plastik dan kaca, tisu basah. Kebanyakan plastik bungkus makanan dan botol plastik minuman, ada juga air kencing di botol. Kalau di puncak kami hanya memungut puntung rokok dapat 1 botol tanggung air mineral," cetus Ketua Trashbag Community Jatim, Dafa Ari Fadillah (24).
Kerja bakti kedua, kata Dafa, digelar pada Desember 2021. Saat itu, pihaknya hanya mengumpulkan sekitar 50 Kg sampah pendaki. Paling banyak sampah ditemukan di puncak bayangan karena menjadi tempat berkemah para pendaki. Sedangkan sampah di pos-pos pendakian hanya berupa bungkus permen dan puntung rokok.
"Kami juga nemu sampah tisu magic. Mungkin untuk membersihkan luka karena mengandung alkohol," ujarnya.
Pada operasi bersih gunung Sapu Jagad yang digelar 7-10 November 2019, menurut Dafa, pihaknya juga mengumpulkan cukup banyak sampah pendaki dari Gunung Penanggungan. Salah satu jenisnya yaitu botol minuman beralkohol.
Sampah-sampah yang mereka kumpulan lantas dibawa turun untuk dipilah di pos 1 Tamiajeng. Selanjutnya, sampah diserahkan ke LMDH Sumber Lestari.
"Saran kami kepada para pendaki, kita bawa makanan pasti ada bungkusnya. Prinsipnya, kita datang bersih, kembali harus bersih. Bagi para perokok pakai botol untuk asbak portabel sehingga puntung rokok bisa dibawa turun," tandasnya.
(fat/fat)