Melihat Lagi Pengakuan Gus Miftah Keturunan Ulama Besar Kiai Ageng Hasan Baseri

Melihat Lagi Pengakuan Gus Miftah Keturunan Ulama Besar Kiai Ageng Hasan Baseri

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 01 Mar 2022 11:19 WIB
pesantren tegalsari di ponorogo
Makam Ki Ageng Hasan Besari (Foto file: Charoline Pebrianti/detikJatim)
Jakarta -

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah pernah mengatakan dirinya merupakan keturunan dari Kiai Ageng Hasan Besari. Hal itu diungkapkan di depan Anies Baswedan, Gus Miftah mengaku sebagai keturunan ke-9 dari Kiai Ageng Hasan Besari sehingga layak mendapat gelar 'Gus'.

Kiai Ageng Muhammad Hasan Besari merupakan pendiri Pesantren Gebang Tinatar atau Tegalsari. Pesantren ini berada di di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Ponorogo.

Salah satu keluarga Tegalsari, Kunto Pramono yang juga merupakan keturunan ke-8 dari Kiai Ageng Muhammad Besari mengaku tidak mempermasalahkan pengakuan Gus Miftah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semasa orang itu mengaku ada keturunan, monggo. Secara saya sebagai pribadi tidak masalah," tutur pria 63 tahun itu kepada detikJatim, Senin (28/2/2022).

Kunto yang juga pengurus Masjid Jami' Tegalsari pun berharap Gus Miftah bisa menunjukkan jati diri sesuai trah atau keturunan dari Kiai Ageng Muhammad Besari.

ADVERTISEMENT

"Tapi tunjukkan jati diri sesuai trah Kiai Ageng Muhammad Besari, apapun dari tutur kata," imbuh Kunto.

Bapak empat orang anak ini pun berharap tidak ada yang mengaku-ngaku. Sebab, khawatir jika suatu saat membawa-bawa nama besar keturunan Pesantren Tegalsari.

"Sesuaikan ya, jangan sampai cuman mengaku-ngaku, menipu dirinya sendiri," tandas Kunto.

Menurut Kunto, dia sendiri merupakan generasi ke-8 dari Kiai Ageng Muhammad Besari, Kiai Muhammad Ilyas, Kiai Hasan Besari, Kiai Hasan Anom, dan seterusnya.

"Saya sendiri generasi ke 8 Kiai Ageng Muhammad Besari, Kiai Muhammad Ilyas, Kiai Hasan Besari, Kiai Hasan Anom, saya keturunan kedelapan, saya nggak ada masalah (soal pengakuan keturunan Tegalsari) monggo, mengaku itu kan bisa saja. Tapi tunjukkan jati diri," ujar Kunto.

Sosok Kiai Ageng Hasan Besari merupakan ulama besar di Jawa dan pendiri Pondok Pesantren Tegalsari, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Selain sebagai ulama terkemuka, Kiai Ageng Hasan Besari merupakan menantu dari Pakubuwono II Raja Kartasura.

Menurut Kunto, sosok Kiai Ageng Hasan Besari pandai dalam berbagai keilmuan, di antaranya agama (tasawuf), ketatanegaraan, strategi perang dan kesusastraan sehingga beliau dikenal banyak orang dari penjuru Nusantara, mereka berduyun-duyun menimba ilmu kepadanya.

"Beliau melahirkan tokoh-tokoh, pertama Pakubuwana II, Sultan Kartasura yang berkancah dalam dunia politik. Kedua, Bagus Burhan atau Raden Ngabehi Ronggowarsito, sastrawan Jawa yang menciptakan kidung Zaman Edan. Dan ketiga, HOS Cokroaminoto, tokoh pergerakan nasional pendiri Sarikat Islam," papar Kunto.

Kemudian ketiga tokoh ini menginspirasi sang Proklamator, Ir Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tidak lepas dari itu, keilmuan Kyai Ageng Hasan Besari juga sampai pada KH. Hasyim Asy'ari. Adabul Alim wal Muta'alim karya KH. Hasyim Asy'ari masih ada keterkaitan dengan Krama Negara karya Kyai Ageng Hasan Besari, yang keduanya bermuara pada Kitab Silakrama karya Empu Prapanca.

"Kyai Ageng Hasan Besari wafat pada 12 Selo 1165 H (1747 M), dimakamkan di Pesantren Tegalsari, Jetis, Ponorogo. Makamnya menjadi wisata religi yang ramai dikunjungi oleh para peziarah, terutama saat malam Jumat," pungkasnya.




(fat/fat)


Hide Ads