Tolong! Anak Yatim Piatu Penderita Gizi Buruk di Probolinggo Ini Butuh Bantuan

Tolong! Anak Yatim Piatu Penderita Gizi Buruk di Probolinggo Ini Butuh Bantuan

M Rofiq - detikJatim
Jumat, 25 Feb 2022 04:05 WIB
Anak yatim piatu di Probolinggo alami gizi buruk
Dina bersama neneknya. (Foto: M Rofiq)
Probolinggo -

Malang nian nasib Rifka Dina Aulia (7), warga Dusun Krajan, RT 010 RW 003, Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Di kala teman sebayanya tengah bermain bersama, ia hanya bisa terbaring di tempat tidurnya.

Ranjang tua yang terbuat dari bambu menjadi teman setia Dina, sapaan akrabnya. Lalu di sampingnya, ada nenek Dina, Suto Sari (69) yang dengan keterbatasan berusaha selalu ada untuk cucunya.

Alih-alih berjalan, Dina bahkan tak bisa berdiri dengan tegak. Untuk itu, sang nenek selalu menggendongnya jika hendak ke kamar mandi atau sesekali membawanya keluar rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bersama neneknya, Dina hidup dalam keterbatasan di rumah semi permanen berdinding kayu yang sudah melapuk. Saat detikJatim mengunjunginya, Dina tengah mengenakan kaos pink bergambar Hello Kitty dan celana pendek warna serupa. Ia tampak terbaring di tempat tidurnya.

"Sudah sejak lahir sudah tidak normal kondisinya, lahirnya prematur dengan berat hanya 1,1 kilogram. Sehingga kondisinya sekarang seperti ini, tidak bisa jalan, setiap harinya hanya minum susu saja," ujar paman Dina, Salehuddin (36).

ADVERTISEMENT
Anak yatim piatu di Probolinggo alami gizi burukAnak yatim piatu di Probolinggo alami gizi buruk/Foto: M Rofiq

Selain lahir prematur, Dina juga mengalami gizi buruk. Hal ini menyebabkan lambatnya pertumbuhan Dina.

Penderitaan Dina pun kian lengkap saat dia berusia 3 tahun, tepatnya pada 4 tahun lalu, kedua orang tua Dina memutuskan bercerai.

Kisah sedih Dina tak berhenti di sini. Sejak 8 bulan lalu, Dina kehilangan sang ibu, Babur Rahma (30) yang telah dipanggil Sang Khalik. Lalu, berselang dua bulan kemudian, ayahnya bernama Hasan (32) menyusul meninggal dunia. Akhirnya, Dina menjadi yatim piatu dengan kondisi fisik memprihatinkan.

"Bapak kandungnya namanya Hasan, warga Desa Betek Taman, Kecamatan Gading, juga sudah meninggal dunia. Dia meninggal dunia setelah pisah dengan adik saya, belum genap setahun lalu adik saya meninggal," tambah Salehuddin.

Semenjak itulah, lanjut Salehuddin, perawatan Dina kian terbengkalai. Jangankan untuk biaya pengobatan Dina, untuk makan sehari-hari saja, keluarga ini sudah sangat kewalahan.

"Sebenarnya ada Kartu Indonesia Sehat (KIS), namun kami tidak bisa dipakai, karena kami tidak tahu cara mengurusnya. Jadi untuk perawatan Dina, hanya sebatas di bidan desa saja, paling banter di Puskesmas Besuk," imbuh Salehuddin.

Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Sindetlami, Jamaluddin mengatakan, Dina sejatinya sudah dapat masuk dalam program bantuan bagi disabilitas dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Biasanya, bantuan cair setiap 3 bulan sekali.

"Satu bulan itu Rp 300 ribu, tapi dicairkan ketika 3 bulan sekali jadi Rp 900 ribu. Untuk tahun 2022 ini, masih belum dapat karena belum genap 3 bulan, bantuan diserahkan secara tunai kepada yang bersangkutan," jelas Jamal.

Selain bantuan tersebut, lanjut Jamal, Pemerintah Desa (Pemdes) Sindetlami melalui bidan desa sering memantau kondisi kesehatan Dina sembari memberikan arahan terkait pola makan.

"Kami dari pihak desa sebenarnya sudah berusaha untuk kesembuhan, tapi tetap kendala utama ada di ekonomi," tegas Jamal.




(hil/hil)


Hide Ads