Hujan es terjadi di Surabaya Senin (21/2/2022). Dari unggahan media sosial, terlihat ada orang yang menggunakan es balok dari hujan itu untuk campuran minuman. Hal itu ditanggapi pakar.
"Kalau hujan es di kota, tentu es baloknya enggak direkomendasikan untuk langsung diminum," kata Pakar Lingkungan asal Surabaya Dr Rizkiy Amaliyah Barakwan saat dihubungi detikJatim Selasa (22/2/2002).
Menurut dia, balok es yang berasal dari hujan es mengandung sejumlah zat kimia berbahaya jika langsung diminum. Yang berasal dari penguapan air permukaan, baik air laut, sungai, danau, dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa jadi ada kontaminasi dari pembuangan limbah dan lain-lain," tutur Rizkiy.
Dia melanjutkan, penguapan air yang menjadi hujan juga mengandung campuran gas-gas buangan polusi udara. Misalnya dari cerobong asap industri, kendaraan bermotor dan lain-lain.
"Itu banyak mengandung zat sulfur dioksida (SO2), karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO)," papar alumnus Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu.
Selain itu, air sungai dan air laut yang menguap menjadi hujan juga banyak mengandung polutan. Misalnya virus, bakteri patogen, dan sebagainya.
"Jadi kalau bercampur jadi satu, otomatis pH air hujan cenderung rendah atau asam dan tidak layak minum," kata perempuan yang saat ini berprofesi sebagai konsultan lingkungan itu.
Baca juga: Analisa BMKG Soal Hujan Es di Surabaya |
Rizkiy mengatakan, fenomena itu juga menyebabkan hujan asam, yang kerap terjadi di daerah perkotaan. Karena air hujan tercemar dengan segala polusi.
"Di Surabaya contohnya, air hujannya tidak disarankan untuk diminum karena tidak bebas polutan. Kalau di hujannya di hutan, ya mungkin saja bersih karena minim pencemaran, tapi perlu diteliti lagi," jelas perempuan kelahiran Pasuruan itu.
Karenanya, dia sangat tidak menyarankan air hujan diminum, termasuk es balok dari hujan es. Karena sudah pasti airnya tercemar.
Sebelumnya, hujan es melanda sebagian Kota Surabaya. Fenomena hujan es terjadi di sekitar 26 titik itu mengagetkan warga di Kota Pahlawan
(hse/fat)