Menko Airlangga Dicurhati Dalang, Keluhkan Sering Tertabrak Jam Malam PPKM

Menko Airlangga Dicurhati Dalang, Keluhkan Sering Tertabrak Jam Malam PPKM

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 19 Feb 2022 22:05 WIB
pepadi jatim
Airlangga Hartarto mendapat curhat dari para dalang (Foto: Faiq Azmi)
Surabaya -

Ketum Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan para dalang yang tergabung dalam Pepadi Jatim. Airlangga menggelar dialog dengan para dalang selama 60 menit.

Perwakilan Pepadi Jatim, Kukuh Setyobudi mengaku, selama pandemi, dalang merupakan profesi kerja yang paling terdampak. Bahkan, sampai saat ini masih merasakan dampak pandemi COVID-19.

"Kami dalang sangat terdampak, seolah-olah kami berangkat dulu, pulang belakangan. Ingin kita para dalang, mudah-mudahan bebas lagi berkiprah tanpa dibenturkan dengan masyarakat di bawah. Mungkin pusat membolehkan, tapi di bawah kami dibenturkan. Karena sebenarnya wayang ini, dibalik dalang itu ada puluhan pekerja," kata Kukuh di Hotel JW Marriot Surabaya, Sabtu (19/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kukuh mengungkapkan seringkali profesi kerja dalang terbentur oleh jam malam yang ditetapkan pemerintah. Bahkan, seringkali mereka batal menggelar acara dan terusir.

"Kita sangat terdampak pandemi. Kesenian tidak bisa berdiri sendiri, perlu kerja sama perhatian dari masyarakat, saling dukung masyarakat. Kita minta pemerintah buat kebijakan yang policy-nya jangan sampai membenturkan kami seniman dalang. Kami diberi kelonggaran, agar tidak berbenturan dengan di bawah. Kami berharap keluhan kami direspons dan teruskan dengan baik oleh Pak Airlangga," terangnya.

ADVERTISEMENT

Sementara, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan beberapa kendala yang dirasakan para dalang. Seperti jam kerja mereka yang berkurang dan rawan terkena razia.

"Pertama aspirasi seni pertunjukan selama pandemi COVID-19 menghadapi kendala. Karena seni wayang beda ya seperti bioskop. Tempatnya terbuka dan waktunya panjang sampai malam. Keluhannya yang nanggapnya kurang, kalau gak ada yang nanggap penontonnya lama-lama kurang," kata Airlangga.

"Kedua, keleluasaan melakukan pertunjukan ini. Kalau situasi level 1 dan 2 tidak ada hambatan. Sebenarnya level 3 mekanismenya nanti akan kita sesuaikan, karena bioskop saja buka 50 persen saat PPKM level 3, masak wayang tidak," sambungnya.

Ketum Partai Golkar ini juga mendapat masukan agar menghidupkan kembali seni wayang dan dalang di tempat wisata serta hotel-hotel bintang 5.

"Lalu ketiga, didorong di bioskop gamelan ada, lalu nanti kurikulum pendidikan ditambah belajar tarian, belajar gamelan, dan tentu saja bahasa. Ini tentu kita sampaikan ke Mendikbud. Karena ini kebudayaan yang perlu kita dorong dan pertahankan," ujarnya.

Sementara Ketua Golkar Jatim Sarmuji yang turut mendampingi Airlangga mengatakan, seni wayang harus dikeluarkan melalui pendidikan. Apalagi, wayang merupakan kesenian asli Indonesia.

"Terlepas ada polemik tentang wayang, banyak kendala yang dihadapi oleh dalang dan pegiat wayang khususnya di era pandemi. Selama pandemi mereka kesulitan untuk pentas. Disamping itu untuk pelestarian dan pengembangan wayang diperlukan penguatan melalui pendidikan. Jangan sampai wayang justru dipelajari oleh bangsa lain sementara di Indonesia sendiri nasibnya mengenaskan," tandasnya.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads