Jelang Hari Peduli Sampah Nasional 2022 yang jatuh pada Senin (21/2) pegiat lingkungan di Sidoarjo mengingatkan masyarakat agar sadar pada persoalan sampah. Itu karena kesadaran terkait sampah di masyarakat masih rendah.
Bahkan, selama pandemi COVID-19, sampah diketahui mengalami lonjakan yang signifikan. Hal ini karena adanya pembatasan aktivitas atau di rumah saja saat bekerja dan belajar. Sehingga menyebabkan sampah semakin menumpuk. Tak hanya pada kemasan sekali pakai, namun sampah medis seperti masker dan sarung tangan juga menumpuk.
Edi Priyanto, pegiat lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah berpendapat bahwa sebagian masyarakat masih egois karena masih memandang sebelah mata akan persoalan sampah ini, menanggap buangan sampah yang mereka hasilkan adalah urusan tukang sampah yang telah dibayar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan pemandangan yang memprihatinkan adanya buangan sampah sembarangan di pinggir jalan, pada aliran sungai, lokasi tanah kosong menjadi hal lumrah. Tak jarang sampah yang dilemparkan begitu saja ke jalanan dari sebuah mobil juga sering kita temui.
Untuk mengatasi hal ini, lanjut Edi, kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan. Tak hanya sebatas mengimbau tapi masyarakat juga harus diajarkan mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar.
"Pengelolaan sampah membutuhkan kesadaran warga. Inisiatif pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat tak hanya bermanfaat menekan jumlah sampah yang dihasilkan, sampah sendiri dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos bagi tanaman dan demikian juga mampu memiliki nilai ekonomis. Hanya saja, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan pengetahuan dan kemauan untuk dapat mewujudkan hal tersebut" kata Edi, Jumat (13/2/2022).
Edi menambahkan masih terbatasnya partisipasi dari masyarakat Indonesia dalam melakukan pemilahan sampah, menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pemilahan sampah masih belum dipahami dengan baik. Padahal sampah yang telah dipilah dengan baik dapat memberikan banyak manfaat demikian juga mampu menciptakan ekonomi dari pengolahan sampah itu sendiri.
Pengelolaan sampah yang tidak benar akan menjadi musibah di masa mendatang, karena akan menyebabkan banyak masalah, diantaranya timbulnya berbagai penularan penyakit, bau yang tidak sedap, dan bahkan bisa menyebabkan terjadinya banjir.
"Cara efektif menyelesaikan masalah sampah sebenarnya dimulai dari kebiasaan memilahnya dari rumah. Sampah mestinya dipilah sejak dari rumah agar mudah untuk dilakukan pengolahan berikutnya, sampah organik bisa diolah sehingga bermanfaat menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi bernilai ekonomis melalui manajemen bank sampah", ujar Edi.
Edi selanjutnya menegaskan bahwa ketika sampah dikelola dengan baik, maka sampah tak lagi menjadi musibah bagi manusia namun justru akan memberikan banyak manfaat, mengingat sesungguhnya manusia merupakan sumber penghasil sampah.
Sampah yang kita hasilkan sebenarnya bukan untuk kita wariskan kepada anak cucu namun sampah harus dikelola agar menjadi berkah. Bentuk kepedulian bisa kita lakukan dengan aksi kecil dan nyata dengan ikut serta melakukan pemilahan dan pengolahan sampah mulai sekarang, memberi contoh mulai dari diri kita sendiri dan keluarga dan selanjutnya mengajak lingkungan kita masing-masing.
Edi Priyanto yang pada Januari 2022 lalu juga dianugerahi penghargaan sebagai pemerhati Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh Gubernur Jawa Timur merupakan seorang pegiat lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah. Di lokasi ini memang khusus didedikasikan oleh warga sebagai role model sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat umum tentang pengelolaan sampah.
(abq/fat)